Menanti Kehadiran Heli AKS Generasi ke-3 Puspenerbal AS565 MBe Panther Tahun Ini

AS565 MBe Panther AKS (1)Rangga B. Sawiyya

AIRSPACE REVIEW (angkasareview.com) – Negara tetangga kita, Filipina, baru saja diperkuat oleh dua unit helikopter antikapal selam (AKS) AW159 Wildcat yang akan digunakan oleh PN (Philippine Navy). Heli serupa juga gencar ditawarkan oleh Leonardo, Italia ke Tentera Laut Diraja Malaysia (TLDM/Royal Malaysian Navy).

Lalu bagaimana dengan Pusat Penerbangan TNI Angkatan Laut (Puspenerbal)? Insya Allah bila berjalan lancar Puspenerbal akan mulai diperkuat dengan AS565 MBe Panther versi AKS pada September 2019 ini.

Seperti diketahui, sebanyak sepuluh heli AS565 MBe Panther telah diserahkan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) ke Puspenerbal pada 24 Januari 2019 silam. Namun, ada sebuah heli lagi yang belum diserahkan di mana heli tampak dipajang dalam seremoni yang berlangsung di kawasan pabrik PTDI di Bandung tersebut.

Helikopter yang masih terlihat menggunakan registrasi pabrik HX-5609 itu terlihat dengan bilah rotor utama yang belum terpasang. Memang heli ini akan memiliki spesifikasi yang berbeda dari 10 rekannya yang kini telah berdinas resmi di Skuadron Udara 400.

Sebagai heli AKS yang beropersi di atas kapal perang jenis korvet atau fregat yang berdek sempit, maka untuk menghemat ruang rotor utama AS565 MBe Panther harus dapat ditekuk kebelakang.

AS565-MBe-Panther-AKS
Rangga B Sawiyya

Menurut sumber Airspace Review, proses modifikasi rotor ini sedang dikerjakan oleh PTDI. Nantinya untuk melipat dan membentangkan bilah rotor utama di atas kapal cukup dilakukan oleh dua orang awak saja dengan durasi waktu sekira 30 menit.

Selain itu PTDI saat ini juga tengah disibukkan dengan pemasangan perangkat atau sistem misi yang terkait seperti pemasangan sonar. Untuk mewujudkan heli AKS ini PTDI menjalin kemitraan dengan Airbus Helicopters, Rotorcraft Services Group (RSG), dan L-3 Aerospace Systems.

Dengan menggunakan dipping sonar L-3 Ocean Systems DS-100 HELRAS (Helicopter Long-Range Active Sonar), heli AS565 MBe Panther AKS memiliki kemampuan mendeteksi keberadaan kapal selam lawan yang diberkeliaran di area laut dangkal maupun laut dalam.

Varian Naval Warfare dari AS565 MBe Panther ini tak hanya digunakan untuk misi tempur antikapal selam saja (ASW/Anti Submarine Warfare), namun juga dapat digunakan menghadapi kapal perang permukaan (ASuW/Anti Surface Warfare).

BACA JUGA: TNI AL Pernah Mengincar Helikopter AKS Westland Lynx HAS-3SGM

Untuk itu AS565 MBe Panther dapat dibekali dengan torpedo ringan MK46 buatan Amerika Serikat atau jenis A.244/S Whitehead buatan Italia. Sedangkan jenis rudal antikapal permukaan yang dapat diusungnya adalah AS 15 TT buatan Perancis.

TNI AL
Roni Sontani Roni Sontani

Mengenai kinerjanya, AS565 MBe Panther yang memiliki MTOW 4,5 ton ini ditenagai sepasang mesin turboshaft Arriel 2N buatan Turbomeca yang masing-masing menghasilkan daya 1.129 shp.

Kecepatan terbang maksimum AS565 MBe Panther mencapai 278 km/jam dengan ketinggian terbang maksimum 5.865 m dan hovering (melayang diam) hingga ketinggian 2.548 m. Jangkauan operasinya sejauh 781 km atau lama terbang sekira 4 jam.

Setelah heli ke-11 versi AKS ini selesai dikerjakan oleh PTDI, selanjutnya akan dijadikan acuan untuk membangun satu unit lagi yang akan diambil dari 10 heli AS565 MBe Panther versi multiperan yang ada di Skuadron Udara 400.

Helikopter AS565 MBe Panther AKS sendiri adalah helikopter generasi ke-3 yang akan memperkuat Skudron Udara 400. Sementara heli generasi ke-1 adalah Mi-4 ASW (NATO: Hound-B) buatan Uni Soviet. Sebanyak sembilan unit vesi AKS didatangkan pada awal 1960-an.

Heli AKS generasi ke-2 Puspenerbal hadir pada era 1980-an, sebanyak 10 unit helikopter Wasp HAS Mk.1 buatan Westland, Inggris yang dibeli bekas pakai. Heli ini menjadi paket pelengkap dalam pembelian kapal perang jenis fregat kelas Tribal dari Inggris dan kelas Van Speijk dari Belanda.

Kedatangan AS565 MBe Panther AKS tentunya akan memperkuat tentakel Sang Gurita Puspenerbal guna menjaga wilayah laut Nusantara yang sangat luas. Tentunya juga dapat menjadi deterrence effect buat negara lain yang mencoba menggangu kedaulatan NKRI.

Rangga Baswara Sawiyya

editor: ron raider

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *