ANGKASAREVIEW.COM – PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menyerahkan lima unit helikopter antikapal selam (AKS) AS565 MBe Panther dan satu unit CN-235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA) kepada Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI untuk selanjutnya diserahkan kepada TNI Angkatan Laut. Seremoni serah terima pesawat dilaksanakan di Hanggar Rotary Wing KP. II PTDI di Bandung hari ini, Kamis (24/1/2019).
Penyerahan CN235-220 MPA nomor seri N067 berdasarkan Kontrak Jual Beli No. TRAK/19/PLN/I/2013/AL tanggal 7 Januari 2013 antara Kemhan dengan PTDI. Pesawat ini secara kontraktual telah diserahkan kepada Kemhan/TNI AL pada September 2018.
Sebelumnya, pada Januari 2018, PTDI telah menyerahkan satu unit CN235-220 MPA nomor seri N066 sesuai kontrak yang sama.
Sementara lima helikopter yang diserahkan kali ini, terdiri dari nomor seri 7021, 7402, 7403, 7406, dan 7047. Kelima heli merupakan bagian dari Kontrak 11 unit Heli AKS berdasar Kontrak Jual Beli No. TRAK/979/PLN/IX/2014/AL tanggal 30 September 2014 antara Kemhan dan PTDI.
Secara kontraktual, helikopter tersebut juga telah diserahkan secara bertahap. Yakni pada Juni 2018 untuk nomor seri 7021 dan 7043 dan pada November 2018 untuk nomor seri 7042, 7046, dan 7047.
Sebelumnya, pada September 2017, PTDI telah menyerahkan dua Heli AKS. Yakni pada Januari 2018 sebanyak dua unit, dan pada Februari 2018 sebanyak satu unit.
Dengan demikian, papar PTDI dalam keterangannya kepada media, PTDI telah menyerahkan 10 unit Heli AKS kepada Kemhan/TNI AL.
Satu unit Heli AKS yang telah diserahkan kepada TNI AL, akan dikirim kembali ke PTDI untuk pemasangan konfigurasi penuh AKS. Sementara sisanya, satu unit Heli AKS dengan konfigurasi penuh AKS saat ini masih berada di PTDI. Kedua heli selanjutnya akan diserahkan ulang oleh PTDI pada tahun ini.
PTDI menjelaskan, CN235-220 MPA dapat digunakan untuk berbagai macam misi. Seperti patroli perbatasan dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), pengawasan pencurian ikan dan pencemaran laut, pengawasan imigrasi dan perdagangan manusia, penyelundupan narkoba dan barang illegal, serta pencarian dan penyelamatan korban bencana.
CN235-220 MPA memiliki beberapa keunggulan. Di antaranya dapat lepas landas dengan jarak yang pendek dan dengan kondisi landasan yang belum beraspal atau berumput, mampu terbang selama 10-11 jam, dilengkapi sistem avionik glass cockpit, autopilot, dan winglet di ujung sayap agar pesawat lebih stabil dan irit bahan bakar.
Pesawat ini juga dilengkapi dua konsol, yakni radar 360o dengan kemampuan deteksi target kecil hingga jarak 200 mil laut dan Automatic Identification System (AIS) yaitu sistem pelacakan otomatis untuk mengidentifikasi kapal.
Ada juga perangkat Identification Friend or Foe (IFF), Interrogator, dan Tactical Computer System. Sistem identifikasi dirancang untuk mengetahui pesawat lawan atau kawan dan terintegrasi ke dalam sistem komputer guna menganalisis dan menentukan strategi operasi.
CN235-220 MPA dilengkapi pula dengan Forward Looking Infra Red (FLIR) untuk mendeteksi dan mengklasifikasikan target serta mampu merekam situasi di sekitar wilayah terbang untuk evaluasi misi.
Roni Sontani