ANGKASAREVIEW.COM – Teronggok sejak empat tahun lalu, sebanyak 37 armada heli OH-1 Ninja milik Angkatan Darat Bela Diri Jepang (JGSDF) kini mengudara kembali. JGSDF menerbangkan lagi heli ringan pengintai ini menyusul kecelakaan yang menimpa salah satu unit kawanan Ninja bernomor seri 32634 pada 17 Februari 2015.
Heli OH-1 dibuat oleh industri dirgantara Jepang, Kawasaki Aerospace Company (salah satu divisi dari Kawasaki Heavy Industries) pada era 1990-an. Heli berawak dua ini menjadi heli produksi dalam negeri (indigenous helicopter) pertama Jepang. OH-1 Ninja mengudara perdana pada 6 Agustus 1996 dan mulai diperkenalkan tahun 2000.
Tautan lain: Gandeng Mahindra, ShinMaywa Jepang Buka Peluang Tawarkan US-2 ke AL India
Sobat Angkasa Review, pada awalnya JAGSDF akan dilengkapi dengan 180-200 unit heli ramping OH-1 sebagai penerus heli OH-6D Loach hasil produksi Kawasaki secara lisensi dari pabrik Hughes/MD Helicopters, Amerika Serikat.
Tautan lain: Tambal Sulam Pembelian F-35, Jepang Berniat Jual F-15J Lama kepada Amerika Serikat
Pada Maret 2014, sebanyak 38-OH-1 telah masuk dalam jajaran dinas JGSDF melengkapi penggunaan OH-6D. Namun, kecelakaan yang menimpa salah satu armada heli ini setahun kemudian lantas menghentikan sementara kelanjutan produksi OH-1.
OH-1 ditenagai dua mesin turboshaft kembar TS-1M-10 buatan Mitshubishi yang masing-masing menghasilkan tenaga sebesar 884 shp.
Tautan lain: Helikopter Multiguna Subaru UH-X Jepang Jalani Penerbangan Perdana
Soal performa, heli OH-1 mampu menjangkau jarak 550 km. Kecepatan jelajah berada di kisaran 220 km/jam dan kecepatan maksimum di angka 270 km/jam. Heli mampu terbang hingga ketinggian maksimum 16.010 kaki (4.880 m).
Sejak rancangan awalnya, OH-1 dilengkapi dengan empat gantungan senjata di sayap pendeknya (stub wing). Persenjataan yang dapat dibawa meliputi gun pod, roket, rudal antitank, dan rudal udara ke udara. Gantungan ini juga dapat digunakan untuk membawa pod sensor.
Tautan lain: AS dan Jepang Borong Puluhan CMV-22B, Pesawat Tiltrotor Hasil Kawin Silang Bell-Boeing
Namun dalam perkembangan kemudian, rancangan ini bergeser lebih ke heli untuk fungsi pengawasan dan pengintaian (surveillance and reconnaissance).
Selain itu, muncul kabar baik bagi pihak pabrikan pembuatnya bahwa heli ini kembali diusulkan untuk dipersenjatai seperti rancangan awalnya.
Tautan lain: E-2D Keluarga Baru Radar Terbang Jepang
Sumber menyebut, JGSDF masih butuh tambahan sekira 50 unit heli pengintai inin yang tentunya juga telah dilengkapi dengan persenjataan seperti rancangan awalnya.
Roni Sontani