ANGKASAREVIEW.COM – Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengerahkan tim kesehatan dari tiga matra TNI guna membantu penanganan korban gempa di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.
Pelepasan tim personel kesehatan TNI dan juga personel dari Badan SAR Nasional (Basarnas/BNPP) dipimpin oleh Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (29/9/2018) pagi.
Personel TNI diberangkatkan menggunakan pesawat C-130 Hercules TNI Angkatan Udara dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta dan Lanud Abdulrachman Saleh, Malang.
Dalam pemberangkatan tersebut TNI juga membawa tenda pengungsi dan bantuan makanan siap saji.
Pada tahap pertama, sebanyak dua pasukan setingkat kompi dari Kostrad dan Korps Marinir serta personel dari Basarnas diberangkatkan pada Sabtu pagi.
“Kami berangkatkan dari Lanud Halim tim kesehatan dari Marinir, Kostrad, dan Basarnas. Kemudian dari Perbekalan Angkutan juga diberangkatkan dari Halim. Di tempat lain, tim kesehatan dari Kostrad juga pagi ini diberangkatkan dari Lanud Abdulrachman Saleh, Malang,” ujar Panglima TNI dalam keterangan kepada media usai memimpin upacara pelepasan di Lanud Halim.
Hadi menjelaskan, Presiden Joko Widodo telah memerintahkan dirinya untuk segera mengirim personel bantuan ke Palu dan Donggala.
“Sesuai perintah Presiden tadi malam jam 19.50 WIB, telepon kepada saya untuk segera memberangkatkan tim dalam rangka percepatan pertolongan korban,” ujar Hadi.
Ditambahkan Panglima TNI, selain memberangkatkan tim kesehatan, TNI juga akan memberangkatan tim bantuan lainnya yaitu tim dari batalion zeni tempur guna memberikan bantuan terhadap kerusakan-kerusakan bangunan dan infrastruktur.
Baca: Gerak Cepat, TNI Kerahkan C-130 Hercules A-1336 ke Lombok
Pemberangkatan bantuan menggunakan pesawat Hercules dikerahkan menuju Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin, Makassar dikarenakan Bandara Mutiara, Palu sejak Jumat malam tidak bisa dipergunakan akibat bencana gempa.
Tidak hanya personel yang diberangkatkan menggunakan pesawat Hercules, Panglima TNI juga memerintahkan kapal rumah sakit KRI dr. Soeharso untuk berlayar menuju Palu dan Donggala. Dikatakan Hadi, kapal rumah sakit terapung ini membawa dokter spesialis tulang yang sebagian di antaranya saat ini tengah melaksanakan bakti kesehatan di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Gempa bumi berkekuatan 7,4 Skala Richter melanda Donggala, Sulawesi Tengah pada Jumat, 28 September 2018 pukul 17.02 WIB. Gempa terjadi di lokasi berjarak 27 km Timur Laut Donggala dengan kedalaman 10 km.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melansir, gempa tersebut berpusat di 0.18 LS -119.85 BT.
Sebelumnya, gempa dengan kekuatan 6 Skala Richter berpusat di darat mengguncang wilayah Donggala pukul 14.00 WIB. Gempa tersebut diikuti ratusan kali gempa susulan dalam skala berbeda-beda.
Gempa beruntun di Donggala dan Palu telah menyebabkan terjadinya tsunami. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, hingga saat ini korban tewas akibat musibah gempa bumi di Sulawesi Tengah mencapai 420 orang tewas. Kebanyakan dari korban tewas ditemukan akibat tersapu tsunami.
“Jumlah tersebut baru yang di Kota Palu saja, belum yang di Kabupaten Donggala dan Sigi,” kata Kepala BNPB Wilem Rampangilei di Palu, Sabtu malam.
Roni Sontani