ANGKASAREVIEW.COM – Ramai kabar menyebutkan bahwa Terminal 2 Bandara Internasional Soekarno-Hatta akan dikembangkan menjadi low cost carrier terminal (LCCT). Hal ini mengundang minat berbagai pihak, tak terkecuali AirAsia.
Saat ditemui di Jakarta Kamis (2/8/2018) lalu, CEO Grup AirAsia di Indonesia Dendy Kurniawan membenarkan bahwa maskapai berkonsep LCC ini tertarik dengan rencana pemerintah untuk menghadirkan LCCT di Bandara Soekarno-Hatta. Bahkan, ia mengungkapkan bahwa pihaknya secara resmi telah menyatakan minatnya ke Angkasa Pura II (AP II) untuk ambil andil dalam pengembangan Terminal 2.
“AirAsia bisa saja masuk jadi pengelola, bisa jadi investasi. Cuma kan kita menunggu bagaimana skema yang akan ditawarkan pemerintah. Seperti terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta yang mau dijadikan low cost carrier terminal (LCCT), kita kan juga menawarkan bahwa kita berminat juga,” papar Dendy.
Namun ia belum memberikan konfirmasi kepastian apakah AirAsia akan berkontribusi sebagai bagian dari pengelola atau hanya berinvestasi. Hal tersebut lantaran belum adanya jawaban resmi dari pemerintah terhadap pernyataan minat AirAsia terhadap pengembangan tersebut.
Baca Juga:
Kenalkan Danau Toba ke Khalayak Internasional, AirAsia Buka Rute Kuala Lumpur-Silangit
Hotel Kapsul di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta Bulan Ini Akan Resmi Beroperasi
“Kita sudah melayangkan pernyataan minat pengembangan LCCT terminal 2 itu ke AP II, secara resmi belum ada tanggapan. Tapi saya dengar AP II akan menggunakan dana internalnya sendiri untuk ekspansi dan pengembangan terminal 2. Jadi kami nanti hanya menggunakannya sebagai infrastruktur kami saja, baik domestik maupun internasional,” ungkapnya.
Dendy menyebutkan, AirAsia juga telah mempunyai konsep desain untuk pengembangan LCCT tersebut. Konsep ini pun telah disampaikan ke AP II.
“Soal konsep bangunan, kalau kita pengennya terminal 2 itu aerobridge-nya (garbarata) mendingan enggak ada, supaya lebih banyak tempat buat parkir pesawat. Kan kalau lihat desainnya, dengan adanya garbarata itu parkir pesawatnya jadi enggak banyak,” ujarnya.
Kalau itu (garbarata) dipotong, lanjut Dendy, mungkin kita bisa menggunakan tangga kayak di KLIA. Menurutnya, dengan menggunakan tangga movement penumpang dan boarding bisa lebih cepat karena aksesnya bisa menggunakan dua pintu, berbeda dengan garbarata yang hanya dengan satu pintu.
Selain itu, dengan meniadakan garbarata akan menambah kapasitas dari terminal 2 sendiri dan juga menambah jumlah traffic.
“Itu salah satu konsepnya, tapi kita punya banyak konsep lagi mengenai terminal 2 seperti apa, tentunya kita hanya menyampaikan ide itu ke AP II, kita serahkan itu kepada mereka sebagai pengelola,” tutupnya.
(ERY)