ANGKASAREVIEW.COM – Kepalang basah, mandi sekalian. Mungkin itu pribahasa yang pas untuk menggambarkan kebulatan tekad Brigpol Yeni Dwi Hermilah karena sudah terlanjur tercebur di bidang penerjunan.
Baginya, menjadi seorang personel Polisi Wanita (Polwan) merupakan cita-cita yang sedari dulu sangat ingin ia wujudkan. Inspirasi dan motivasi wanita kelahiran Bandar Jaya, 15 Maret 1987 menjadi personel Polwan kala ia sering menjumpai para personel Polwan yang bertugas di jalan. Namun nasib berkata lain, ternyata ia malah diterima menjadi personel Pasukan Gegana Korps Brimob Polri. Bahkan, ia menjadi salah satu penerjun freefall akurasi kebanggan pasukan khusus Polri.
Bermula ketika Yeni, panggilan akrabnya, menjalani pendidikan di Sekolah Polisi Wanita (Sepolwan). Sebelum pendidikan yang berlangsung selama lima bulan itu selesai pada Agustus 2007, ia dan rekan-rekannya di Angkatan 35 mendapat tawaran untuk menjadi penerjun di Pas Gegana. Merasa tertarik, ia pun tanpa ragu mengajukan diri untuk menerima tawaran itu.
Padahal Sobat AR, saat itu siswi pengiriman Polda Sumatera Selatan ini sama sekali belum mengetahui apa itu terjun. Melihat terjun payung ia belum pernah, apalagi membayangkan lompat dari pesawat. Dalam bayangannya, ia akan menjalani pendidikan terjun selama tiga bulan dan setelah itu ia akan kembali lagi ke daerah asalnya, Palembang.
“Masuklah kami lima orang ke sini. Saya, Brigadir Martha Agustina BR Nainggolan, Brigadir Kartiniyati, Brigadir Eneng Suwendah dan Brigadir Agnes Yolanda,” sebut Yeni kepada Tim Redaksi Angkasa Review saat dijumpai, Rabu (4/4/2018).
Masa-masa akhir pendidikan di Sepolwan pun semakin dekat. Dirinya sudah tak sabar untuk kembali ke tanah kelahiran dan menjalani profesi yang ia idam-idamkan sejak dulu. Berseragam ala Polwan dan mengabdi kepada masyarakat dan negara.
Hari yang ditunggu-tunggu tiba, ia pun begitu bersemangat untuk mendengarkan penempatan dinasnya. Tak lama kemudian satu demi satu nama disebutkan beserta lokasi penempatan pertama dinas mereka. Namun ketika nama Yeni disebutkan, justru ia malah bersedih. Pilihannya untuk menerima tawaran menjadi penerjun Pas Gegana Korbrimob Polri membuatnya harus berdinas di Jakarta.
Baca Juga:
Bripda Ega Pesik, Gadis Belia Penjinak Bom Pasukan Gegana
Serda Afriya Lubis, Kowad Penerjun Angkatan Pertama di Kostrad
“Tapi saya enggak kayak Bripda Ega, saya dulu nangis waktu masuk Brimob. Saya nangisnya karena enggak bisa pulang ke daerah,” ungkapnya.
Hingga kini Sobat AR, Yeni telah membukukan lebih dari 1.000 kali terjun. Ia pun telah dua kali berturut-turut mewakili Jawa Barat dalam laga Pekan Olaharaga Nasional (PON), yakni tahun 2012 dan 2016.
Ia terakhir kali terjun pada Mei 2017 lalu bersama penerjun TNI-Polri lainnya saat aksi demo terjun dalam rangka program TMMD (Tentara Manunggal Mambangun Desa) di Medan, Sumatera Utara. Kala itu ia juga terjun bersama penerjun muda Kostrad, Serda Afriya Lubis.
“Kalau untuk ikut demo terjun udah banyak, enggak terhitung. Kalau ada HUT Brimob di daerah, HUT Bhayangkara, HUT TNI juga sering dulu,” kata Yeni yang sehari-hari menjabat sebagai Bamin Urkeu Pas Gegana Korbrimob Polri.
(ERY)