DSA 2018: BAE System Gencar Promosi Typhoon ke Malaysia

typhoonEurofighter

ANGKASAREVIEW.COM – BAE Systems dikabarkan sedang menjajaki beberapa peluang penjualan di Malaysia dengan mempromosikan Eurofighter Typhoon untuk Angkatan Udara Malaysia.

Dikutip oleh Jane’s, pada pameran Jasa Pertahanan Asia (DSA) 2018 di Kuala Lumpursalah satu pejabat BAE System mengatakan bahwa Typhoon mewakili peluang terbesar di Malaysia. Selain mempromosikan pesawat tempur, BAE System juga hadir untuk mempromosikan produk lain untuk angkatan darat, angkatan laut, dan perang siber.

Baca juga:
DSA 2018: Cendana SOV untuk Pasukan Khusus Malaysia
Kini Giliran Malaysia Airlines yang Pindah ke Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta

John Brosnan, direktur pelaksana BAE Systems untuk Asia Tenggara menjelaskan bahwa selain Typhoon yang telah dipromosikan ke Malaysia selama beberapa tahun belakangan, perusahaan ini juga sedang gencar mempromosikan program lain untuk angkatan udara dan angkatan laut. Serta muncul juga peluang untuk memasok sistem artileri.

Proposal pesawat tempur yang dibangun bersama Airbus itu ditujukan untuk memenuhi rencana jangka panjang di AU Malaysia dalam pengadaan pesawat tempur multiperan. Rencananya, pesawat tempur tersebut bakal menggantikan armada MiG-29 yang semula dijadwalkan untuk pensiun pada tahun 2010.

Brosnan mengatakan, saat ini BAE Systems sedang menunggu pemilihan umum di Malaysia yang akan digelar bulan Mei mendatang. Typhoon disebut-sebut berada di posisi terdepan dalam program modernisasi ini. Selain Typhoon, Dassault Rafale juga gencar melakukan promosi di Malaysia.

“Penawaran Typhoon yang kami taruh di atas meja masih kokoh. Ini termasuk dukungan pembiayaan dari Inggris dan dukungan bermitra dengan industri lokal,” kata Brosnan. “Kami memiliki dukungan kuat dari pemerintah Inggris untuk ini, dan ketika kami melewati pemilihan, kami akan berusaha meningkatkan upaya kami untuk terlibat dengan pemerintah dalam program ini,” tambahnya.

Peawat tempur Typhoon sendiri juga pernah dipromosikan oleh Eurofighter kepada Indonesia sekitar tiga tahun lalu lantaran TNI AU berencana mencari pengganti F-5 Tiger II namun di tengah jalan Eurofighter mundur dari ajang persaingan. (IAN)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *