ANGKASAREVIEW.COM – Penggunaan pesawat tempur baling-baling (non-jet) tampaknya kini bukan hal tabu lagi bagi Angkatan Udara Amerika Serikat (AU AS-USAF). Awal pekan Februari 2018, USAF telah menetapkan dua finalis dari peserta yang terlibat dalam program OA-X (Observation Attack-Experiment).
Keduanya adalah Sierra Nevada Corp yang bermitra bersama Embraer dengan pesawat A-29 Havoc (Super Tucano) dan Textron Aviation dengan AT-6B Wolverine. Kedua kandidat telah menyingkirkan kandidat lainnya yakni L3 Technologies OA-8 Longsword dan satu-satunya pesawat jet Textron AirLand Scorpion.
Memang menjadi pilihan bijak buat AU AS di masa anggaran yang makin ketat saat ini. Penggunaan pesawat jet dirasa terlalu berlebihan dalam peperangan asimetrik atau menghadapi lawan yang lemah tanpa dukungan pertahanan udara karena biaya operasi yang harus dikeluarkan tinggi.
Pesawat ringan baling-baling bermesin turboprop dengan speed yang rendah sangat cocok sebagai pesawat serang darat, dukungan dari udara untuk pasukan darat, dan pemantau gerakan musuh.
Bila kita perhatikan, duo finalis OA-X ini memiliki spesifikasi yang hampir sama. Keduanya disokong sebuah mesin turboprop Pratt & Whitney Canada PT6.
Performanya juga berimbang dengan kecepatan maksimum 590 km/jam, ketinggian terbang maksimum hingga 10.000 meter, dan jangkauan mencapai 1.330 km atau endurance sekitar 8 jam.
Persenjataannya selain senapan mesin kaliber 12.7 mm juga bisa mengusung berbagai bom termasuk bom pintar, tabung roket 70 mm, rudal udara ke udara AIM-9L Sidewinder, serta rudal udara ke darat AGM-65 Maverick.
Meski keduanya memiliki peluang keluar sebagi pemenang yang sama, setidaknya A-29 Havoc sedikit di atas angin karena telah teruji di medan Perang Afghanistan. Adalah AU AS yang memesan sebanyak 20 unit A-29 dan kemudian diberikan untuk dioperasikan oleh AU Afghanistan. Empat pesawat pertama tiba di Bandara Internasional Hamid Karzai di luar Kabul pada Januari 2016.
Tahun lalu AU AS menambah pesanan enam unit lagi hingga total 26 unit akan dimiliki AU Afghanistan. Selain itu A-29 (Super Tucano) juga unggul dalam jumlah pengguna yakni hingga 22 negara, sementara AT-6B masih kosong.
Sebenarnya ini bukan kali pertama AU AS melirik pesawat tempur baling-baling. Menengok ke belakang, pada pertengahan tahun 1960-an, saat pesawat COIN untuk Trimatra OV-10 Bronco dibangun, hanya AU yang tidak berminat. Sedangkan AL dan Korps Marinir AS mengoperasikannya.
Lalu pada 1971 lewat program Pave COIN, AU AS mengevaluasi dua unit pesawat Enforcer buatan Piper Aircraft yang dibangun berdasar pesawat Cavalier P-51 Mustang. Namun kontrak dibatalkan karena saat itu AU lebih fokus pada program A-X (Attack Experimental) yang kelak melahirkan pesawat dukungan udara dekat (CAS) A-10 Thunderbolt II. RANGGA BASWARA