AIRSPACE REVIEW – Angkatan Udara Taiwan (ROCAF) secara resmi memensiunkan armada jet tempur F-5E Tiger II-nya setelah menggunakan pesawat ini lebih dari 50 tahun.
Upacara penonaktifan F-5E dari armada ROCAF dilaksanakan di Pangkalan Udara Hualien pada 4 Juli 2025.
Acara tersebut dihadiri oleh pejabat militer, veteran, dan penggemar penerbangan, yang menyaksikan penerbangan simbolis oleh Wing Tempur Taktis ke-5 ROCAF.
Tiga pesawat pengintai RF-5E dan dua pesawat tempur F-5F yang bertempat duduk tandem melintas di udara untuk terakhir kalinya sebelum dipensiunkan.
Penerbangan untuk melakukan patroli perpisahan di atas pantai timur Taiwan tersebut menandai berakhirnya pengoperasian 308 pesawat F-5 ROCAF, terdiri dari 242 F-5E dan 66 F-5F, sejak tahun 1974.
Kolonel Hsu Chun-jung, yang turut dalam penerbangan terakhir mengatakan F-5 merupakan pesawat tempur yang andal digunakan hingga akhir tugasnya.
Sementara Wakil Menteri Pertahanan Nasional Taiwan Po Horng-huei mengatakan bahwa penonaktifan F-5F dan RF-5E terakhir secara resmi mengakhiri era Tiger II di ROCAF.
Tugas yang diemban oleh F-5E/F-5F selanjutnya diteruskan oleh RF-16 modern, yaitu versi adaptasi dari F-16 Fighting Falcon yang jauh lebih canggih dalam hal sensor dan komunikasi.
Taiwan melakukan pengadaan armada F-5 melalui proyek Tiger Peace yang ditandatangani pada tahun 1973 dengan Northrop dari Amerika Serikat.
Kerja sama tersebut memungkinkan Taiwan melakukan produksi lokal sebanyak 308 pesawat. Pesawat ini dikirim ke ROCAF antara tahun 1974 hingga 986.
Selama beberapa dekade, jet ini menjadi tulang punggung pertahanan udara Taiwan, melakukan patroli pencegahan di dekat pantai daratan China dan di atas pulau Kinmen dan Matsu, terutama sebelum Krisis Selat Taiwan pada tahun 1995.
Kolonel Sung Wen-hsi, mantan penerbang F-5 Tiger II mengatkaan, F-5 adalah pesawat tempur supersonik berperforma tinggi dan mudah dirawat. Pesawat ini jauh lebih maju dari masanya saat pertama kali digunakan.
Sementara Kolonel Huang Yang-te, yang juga seorang veteran F-5, mengatakan pesawat ini bahkan diadaptasi untuk membawa rudal AGM-65 Maverick, yang secara signifikan meningkatkan kemampuan serangan daratnya dan memperluas kegunaan operasionalnya.
Setelah secara bertahap bermigrasi ke peran pelatihan dan pengintaian dalam beberapa tahun terakhir, F-5 Taiwan kini digantikan oleh jet pelatihan Brave Eagle baru, yang dikembangkan di Taiwan.
Di dunia sejumlah negara saat ini masih mengoperasikan F-5 Tiger II, seperti Brasil, Iran, Tunisia, Maroko, Meksiko, Cile, dan Thailand. (RNS)