Ikuti UEA dan Israel, Arab Saudi resmikan sistem rudal pertahanan udara THAAD pertamanya

THAADIstimewa

AIRSPACE REVIEW – Angkatan Pertahanan Udara Kerajaan Arab Saudi telah meresmikan baterai pertama sistem Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) buatan AS setelah menyelesaikan pengujian fungsional, aktivasi sistem, dan pelatihan lapangan dalam negeri.

Upacara peresmian berlangsung di Institut Angkatan Pertahanan Udara di Jeddah pada 2 Juli 2025.

Sistem THAAD tersebut diperoleh melalui perjanjian Penjualan Militer Asing (FMS) senilai 15 miliar dolar AS, mencakup tujuh baterai yang masing-masing termasuk radar, enam peluncur, dua stasiun taktis bergerak per unit, dan total 360 rudal pencegat.

Pengaktifan THAAD Arab Saudi ini menyusul berakhirnya konflik selama 12 hari yang melibatkan Iran, Israel, dan Amerika Serikat, di mana rudal Iran menghantam Qatar pada malam terakhir.

Keputusan Arab Saudi untuk menyelesaikan pengerahan operasional segera setelah konflik menunjukkan respons langsung terhadap skenario ancaman yang berkembang di Teluk Persia.

Pengaktifan THAAD menjadikan Arab Saudi sebagai negara Teluk kedua, setelah Uni Emirat Arab (UEA). UEA membeli dua baterai pada tahun 2011 dan mencapai status operasional pada tahun 2016.

Sementara Qatar diharapkan menjadi operator regional ketiga, setelah mendapatkan perjanjian untuk sistem THAAD melalui paket perangkat keras militer AS senilai 42 miliar dolar AS yang ditandatangani pada bulan Mei 2025.

Baterai THAAD AS juga telah dikerahkan di Israel, termasuk selama serangan rudal Oktober 2024 dan April 2025 yang dikaitkan dengan Iran. Laporan menunjukkan AS menggunakan THAAD selama konflik tersebut dan telah mempertahankan kehadirannya sejak saat itu.

THAAD adalah sistem rudal antibalistik bergerak yang dikembangkan oleh Lockheed Martin Missiles and Fire Control.

Sistem ini dirancang untuk mencegat dan menghancurkan rudal balistik jarak pendek, menengah, dan menengah yang masuk selama fase terminalnya menggunakan teknologi hit-to-kill.

Sistem ini tidak membawa hulu ledak tetapi mengandalkan dampak kinetik. Jangkauan maksimumnya diperkirakan mencapai 200 km dan ketinggian intersepsi hingga 150 km. .

Kemampuan sistem ini untuk beroperasi baik di dalam maupun di luar atmosfer memberikan lapisan pertahanan ketinggian yang lebih tinggi daripada Patriot PAC-3, membuatnya cocok untuk mencegat rudal yang dapat membawa senjata pemusnah massal. (RBS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *