AIRSPACE REVIEW – Perusahaan pertahanan Inggris Prevail Partners dan produsen sistem nirawak Ukraina Skyeton mengumumkan pembentukan usaha patungan.
Kemitraan yang didukung oleh kedua pemerintah masing-masing negara akan memungkinkan produksi serial drone multiguna Raybird di Inggris.
Selain untuk memasok Angkatan Bersenjata Ukraina, drone ini juga akan melayani kebutuhan Angkatan Darat Inggris dan negara anggota NATO lainnya.
Berdasarkan perjanjian tersebut, Inggris akan mendanai produksi drone rancangan Ukraina tersebut di wilayahnya selama tiga tahun ke depan.
Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umierov mengatakan, selama perang skala penuh dengan Rusia, semua produksi drone akan dialokasikan ke Angkatan Bersenjata Ukraina.
Setelah perang usai, Inggris dan Ukraina akan berbagi hasil produksi, seperti diberitakan Militarnyi.
Drone Raybird nantinya akan diintegrasikan ke dalam sistem militer Inggris, dengan fokus pada operasi darat dan keamanan maritim.
Drone ini sebelumnya telah diuji coba di Ukraina dan membukukan perolehan lebih dari 350.000 jam terbang.
Sistem ini menawarkan daya tahan hingga 28 jam, penyebaran cepat yang kurang dari 25 menit, ketinggian terbang hingga 10.000 m, dan tingkat atriisi rendah selama operasi tempur.
Desain modularnya memungkinkan operator untuk dengan cepat menukar muatan tanpa alat, mulai dari kamera yang distabilkan giroskop hingga radar aperture sintetis atau sistem peperangan elektronik. (RBS)