AIRSPACE REVIEW – Belanda pada hari Senin, 26 Mei 2025, telah mengirimkan gelombang terakhir dari 24 jet tempur F-16 yang disumbangkan ke Ukraina. NL Times memberitakan hal itu mengutip pernyataan Menteri Pertahanan Belanda Ruben Brekelmans.
Sebelumnya pada Juli 2024, Belanda menyatakan komitmennya untuk memasok pesawat tempur multiperan F-16 dan tujuh mesin tambahan. Bantuan ini diambil dari inventori Angkatan Udara Kerajaan Belanda (RNLAF).
Belanda secara resmi menonaktifkan seluruh armada F-16-nya pada akhir September 2024, ditandai dengan upacara perpisahan dengan jet tempur buatan Amerika Serikat tersebut.
Pengiriman F-16 ke Ukraina dilakukan secara bertahap. Gelombang pertama pesawat dikirim pada awal Oktober 2024 beserta suku cadang suku cadang dan peralatan pemeliharaan senilai 80 juta euro.
Pada bulan Februari 2025, gelombang kedua F-16 dikirimkan ke Ukraina bersamaan dengan pengiriman jet tempur Mirage 2000-5F sumbangan dari Prancis.
Pengiriman gelombang ketiga dilakukan pada April 2025, bersamaan dengan pengumuman pendanaan Belanda untuk akuisisi sistem pertahanan udara HAWK dan transfer pos komando Patriot untuk Ukraina.
Selain pesawat, Belanda telah menginvestasikan sumber daya yang signifikan dalam persenjataan dan pelatihan untuk pasukan Ukraina.
Pada Maret 2024, Pemerintah Belanda mengalokasikan 150 juta euro untuk pembelian amunisi dan senjata yang kompatibel dengan F-16, jumlah tersebut ditingkatkan pada bulan Juli tahun yang sama dengan tambahan 300 juta euro.
Inisiatif penting lainnya adalah pembentukan Pusat Pelatihan Pilot F-16 Eropa yang berpusat di Pangkalan Udara Fetesti, bekerja sama dengan Rumania.
Belanda mengerahkan 18 jet tempur F-16 ke pangkalan tersebut untuk pelatihan pilot, termasuk dari Ukraina.
Baru-baru ini, pada Mei 2025, Belanda mengumumkan perluasan pusat pelatihan tersebut mencakup pelatihan teknis khusus bagi kru darat dari Ukraina. (RNS)