AIRSPACE REVIEW – TNI Angkatan Laut (TNI AL) pada 17 April 2025 meresmikan KRI Bung Hatta-370 dalam sebuah acara serah terima yang dilaksanakan dari fasilitas PT Karimun Anugrah Sejati (PT KAS), Batam, Kepulauan Riau.
Peresmian kapal dipimpin langsung oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali.
Kasal mengatakan KRI Bung Hatta akan dioperasikan oleh Komando Armada (Koarmada) II di Surabaya, Jawa Timur.
Kapal ini akan mendukung keamanan maritim, patroli, peperangan elektronik, dan operasi pencarian dan penyelamatan (SAR), serta penindakan aktivitas kriminal di laut.
Untuk diketahui, PT Karimun Anugrah Sejati dipercaya untuk membangun dua korvet kelas Bung Karno.
Kapal pertama, KRI Bung Karno-369, telah dioperasikan pada Juni 2023. Kapal ini digunakan sebagai kapal kepresidenan dengan akomodasi VVIP dan dilengkapi persenjataan tempur standar.
Kapal kedua, KRI Bung Hatta dibangun khusus untuk operasi tempur dengan ruang yang diperluas untuk sistem senjata, namun tidak ada fasilitas VVIP.
Kedua kapal dikirim dalam konfigurasi Fitted For But Not With (FFBNW) yang memungkinkan integrasi sistem rudal dan torpedo di masa mendatang.
Untuk saat ini, persenjataan utama KRI Bung Hatta terdiri dari satu meriam laut Bofors kaliber 57 mm L/70 Mk1 yang dipasang di haluan.
TNI AL mengindikasikan akan mengganti senjata tersebut dengan meriam Leonardo OTO Melara 76 mm Super Rapid yang lebih kuat.
KRI Bung Hatta juga dibekali dua kanon otomatis Yugoimport M71/08 kaliber 20 mm dipasang di kedua sisi superstruktur belakang untuk pertahanan jarak dekat.
Selain itu, di masa depan KRI Bung Hatta dapat dilengkapi dengan rudal permukaan ke udara (SAM), rudal permukaan ke permukaan (SSM), dan peluncur torpedo, yang memungkinkan keterlibatan terhadap ancaman udara, permukaan, dan bawah permukaan.
Kapal ini berukuran panjang 80,3 m dan lebar 12,6 m, sedikit lebih besar dari pada KRI Bung Karno.
Sistem propulsinya terdiri dari mesin diesel kembar yang didukung oleh tiga generator diesel, kecepatan tertingginya 25 knot dan daya tahan operasional hingga lima hari di laut, dengan membawa 82 personel.
Korvet kelas Bung Karno dilengkapi dengan dek penerbangan yang mampu menampung helikopter berukuran sedang seperti AS565 Panther, sehingga memperluas kemampuan pengintaian, SAR, dan peperangan anti-kapal selamnya.
Kapal juga dapat membawa dua perahu karet berlambung kaku (RHIB), yang memungkinkan untuk melaksanakan misi infiltrasi. (RBS)