AIRSPACE REVIEW – Departemen Pertahanan AS (Pentagon) menemumkan masalah keandalan yang cukup signifikan pada Sistem Pencarian dan Pelacakan Inframerah (IRST) yang akan diintegrasikan pada jet tempur F/A-18E/F Super Hornet.
Hal tersebut merupakan evaluasi dari hasil pengujian operasional yang dilakukan oleh Angkatan Laut AS (US Navy) baru-baru ini.
Sistem ASG-34A(V)1 IRST Block II yang bermasalah tersebut pertama kali diterbangkan pada Super Hornet pada akhir 2019, menurut catatan The War Zone (TWZ).
Kantor Direktur, Uji Operasional & Evaluasi, dalam Laporan Tahunan terbarunya memberikan pembaruan tentang status pod IRST Block II tersebut usai menjalani pengujian operasional pada kuartal keempat tahun fiskal 2024.
Pengujian ini melibatkan pod Konfigurasi Teroptimalkan Inframerah (IROC) yang disiapkan untuk uji terbang.
Pod IRST yang dipasang di garis tengah pesawat F/A-18E/F menyediakan sensor inframerah gelombang panjang, IRST21 buatan Lockheed Martin. Perangkat sensor IRST ini dipasang di bagian depan tangki bahan bakar garis tengah FPU-13/A yang didesain ulang.
Seperti diketahui, pod IRST menyediakan kemampuan pasif dengan mengandalkan spektrum inframerah secara eksklusif untuk mendeteksi dan melacak target di udara, termasuk target yang jauh di luar jangkauan visual.
Sistem tersebut tidak memancarkan emisi frekuensi radio, sehingga target tidak akan mendapatkan peringatan bila sedang dilacak dan dideteksi musuh.
Dalam konteks operasional, laporan tersebut mencatat bahwa pod IRST dipandang sebagai sensor pelengkap untuk radar AN/APG-79 guna mendukung panduan rudal udara ke udara di luar jangkauan visual, baik yang beroperasi secara mandiri atau dikombinasikan dengan sensor lain.
Masalah yang timbul selama pengujian IRST Block II di antaranya adalah pilot harus menyalakan ulang pod beberapa kali. Pemecahan untuk masalah ini sulit dilakukan sendiri oleh kru perawatan US Navy dan memerlukan bantuan dari Lockheed Martin.
Secara khusus Pentagon dalam laporannya menyebutkan bahwa masih diperlukan perbaikan untuk mengatasi kekurangan yang ada sehingga IRST secara efektif dapat diintegrasikan dengan armada jet tempur F/A-18E/F Super Hornet.
Masalah sebelumnya dengan pod tersebut juga disoroti oleh Kantor Akuntabilitas Pemerintah AS (GAO) dalam Laporan 2023 kepada Komite Kongres AS.
Dikatakan bahwa antara 20 hingga 30 persen komponen yang diproduksi dalam pod IRST tersebut gagal memenuhi spesifikasi kinerja karena masalah mikroelektronika.
Masalah tersebut terus berlanjut lebih dari empat tahun setelah produksi terbatas dimulai, sehingga dapat menunda rencana pengoperasioan sistem IRST pada Super Hornet. (RNS)