AIRSPACE REVIEW – Seorang pilot pesawat angkut C-17 Globemaster III Angkatan Udara AS (USAF) Kapten EB telah mengumpulkan dan mengunggah sejumlah video penerbangannya dan video militer terkait lainnya ke platform media sosial China, Xiaohongshu yang juga disebut RedNote.
RedNote dikelola dan dikendalikan oleh China serta seluruh data yang yang ada di jejaring media sosial ini sepenuhnya berada di bawah kendali otoritas China.
Unggahan Kapten EB langsung mendapat minat dan respons yang besar dari pengguna media sosial China dan tampaknya banyak akun pengikutnya terkait dengan Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA).
Namun dalam beberapa hari terakhir, EB telah menghapus sebagian besar video yang dia unggah. Ada laporan bahwa dia dikenakan sanksi disiplin militer karena mengunggah konten yang dapat menjadi bahan informasi intelijen China.
Disebutkan bahwa melalui unggahan video EB, China dapat melacak IP, data di ponsel, perjalanan, dan lokasi penempatan personel militer AS.
Seperti diberitakan, ketika TikTok telah mendapat larangan untuk diakses di Amerika Serikat, platform RedNote yang dikendalikan Partai Komunis China (PKC) dengan cepat mengisi kekosongan tersebut.
Platform media sosial baru ini telah menarik perhatian demografi yang mengkhawatirkan di mana personel militer muda AS tanpa sadar mereka telah memberikan informasi-informasi penting mengenai pasukan AS yang sangat berguna bagi intelijen kepada China.
Meskipun unggahan pilot C-17 tersebut mungkin berupa sesi pelatihan atau kegiatan sehari-hari di pesawat tampak tidak berbahaya, kumpulan data dari ribuan unggahan dapat menciptakan mosaik intelijen.
Dilaporkan bahwa RedNote memiliki kemampuan pengumpulan data yang tak tertandingi, dari pelacakan GPS hingga pengenalan wajah dan objek.
Jejaring sosial ini mengekstrak informasi dari penggunanya pada tingkat yang sangat rinci. Jika dikumpulkan dari ribuan akun, informasi ini memberikan gambaran yang akurat dan komprehensif tentang operasi militer AS, pergerakan personel, dan bahkan aset strategis. (RNS)