China tawarkan hadiah 15 juta USD kepada pilot Taiwan untuk membelot dan mendaratkan helikopter CH-47 Chinook di kapal induk China Shandong, sayang rencana itu gagal total, sang letkol Taiwan pun ditangkap

CH-47SD Taiwan dan kapal induk Shandong China_ Airspace ReviewIstimewa

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – China dilaporkan telah menawarkan hadiah sebesar 15 juta USD (sekira Rp234 miliar) kepada pilot militer Taiwan untuk membelot dan mendaratkan helikopter angkut CH-47 Chinook buatan AS di kapal induk Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLAN) saat latihan militer digelar di dekat Taiwan.

South China Morning Post (SCMP) memberitakan, jaksa di pengadilan Taiwan menyampaikan bahwa rencana tersebut gagal total setelah perwira Taiwan ditangkap pada bulan Agustus lalu karena diduga menjadi mata-mata untuk Beijing.

Pilot helikopter tersebut, yang diidentifikasi dengan nama keluarga Hsieh, didekati oleh otoritas intelijen China pada bulan Juni 2023 melalui seorang pensiunan perwira militer Taiwan.

Diskenariokan bahwa pilot militer Taiwan akan menerbangkan helikopter CH-47 Chinook ke kapal induk China, ujar pengadilan Taiwan dalam dakwaan yang diungkap anggota parlemen pada Senin, 11 Desember.

“Menurut instruksi dari agen (daratan), Letkol Hsieh diminta untuk menerbangkan helikopter pada ketinggian rendah di sepanjang pantai menuju kapal induk komunis Tiongkok, yang akan melakukan latihan di dekat perairan, 24 mil laut (44 km) jauhnya dari Taiwan,” kata jaksa.

Sebagai imbalannya, lanjut jaksa, Hsieh akan menerima 6.355 USD per bulan, dan Tiongkok daratan akan membantu mengevakuasi keluarganya ke Thailand jika terjadi konflik lintas Selat.

Hsieh awalnya menolak tawaran tersebut karena terlalu berisiko, namun kemudian menerima proposal tersebut ketika agen di China daratan menaikkan tawaran mereka menjadi 15 juta USD dengan deposit 1 juta USD jika dia menerimanya, kata dakwaan.

Hsieh juga mengusulkan agar Tentara Pembebasan Rakyat melakukan latihan di perairan dekat kota Kaohsiung di Taiwan selatan sehingga tidak perlu melewati garis median yang memisahkan pulau dari daratan di Selat Taiwan.

Hal itu untuk meminimalkan kemungkinan jatuhnya helikopter dan dicegat oleh Angkatan Udara Taiwan.

Surat dakwaan menyebutkan, Hsieh mengadakan pertemuan dengan agen-agen di China daratan pada bulan Juli untuk membahas rincian dugaan pembelotan tersebut, termasuk membantu keluarganya untuk berimigrasi ke Thailand.

Dugaan pembelotan ini terungkap pada hari Senin setelah anggota parlemen menginterogasi Menteri Pertahanan Taiwan, Chiu Kuo-cheng.

Saat itu anggota parlemen menanyakan mengenai kegagalan keamanan di lingkungan militer dan tindakan yang harus diambil kementerian tersebut sebagai tanggapannya.

Departemen Pertahanan Nasional Taiwan pada hari Senin mengeluarkan pernyataan terpisah.

Disebutkan bahwa badan militer dan keamanan Taiwan melakukan penyelidikan internal dan bekerja sama sepenuhnya dengan pengadilan dalam penyelidikan mereka.

Kasus Hsieh terungkap seminggu setelah jaksa Taiwan mendakwa sekelompok pejabat aktif dan pensiunan pada 27 November karena diduga menjadi mata-mata Beijing.

Kecurigaan juga muncul ketika grup kapal induk Angkatan Laut China, Shandong, berlayar ke selatan melalui Selat Taiwan pada hari Senin, di sisi daratan dari garis median.

-RNS-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *