AIRSPACE REVIEW – Setelah hampir dua tahun tertunda karena masalah desain terkait proteksi kebakaran strukturalnya, kapal pertama dari kapal patroli lepas pantai kelas Arafura yang dibangun untuk Angkatan Laut Australia (RAN) memulai fase Builder’s Sea Trials (BST).
Kapal dengan nomor lambung 203 tersebut terlihat memulai uji coba lautnya pada 26 Agustus 2024 di lepas pantai Adelaide di Australia Selatan, sebelum kembali pada 27 Agustus 2024.
Kapal tersebut kembali meninggalkan pelabuhan pada 29 Agustus untuk uji coba lainnya, menurut laporan Australian Defence Magazine.
Seperti diketahui sebelumnya, pada bulan Oktober 2022, Angkatan Laut Australia resmi menonaktifkan kapal patroli kelas Armidale terakhir, yaitu HMAS Glenelg yang telah berdinas sejak 2008.
Selanjutnya, seluruh kapal patroli kelas Armidale akan digantikan dengan selusin kapal patroli kelas Arafura yang lebih besar dan berdaya jangkau lebih jauh.
Mengenai sang penerus, kelas Arafura tergolong sebagai Offshore Combatant Vessels (OCV) atau kapal patroli lepas pantai.
Desainnya didasarkan pada kapal patroli kelas Darussalam milik Angkatan Laut Kerajaan Brunei rancangan galangan kapal Jerman Lürssen.
Sebanyak dua kapal pertama dibangun oleh Lürssen Australia dan ASC Shipbuilding. Sementara sepuluh lainnya akan dibangun oleh Forgacs Marine & Defence.
Pembangunan kapal pertama HMAS Arafura (203) telah dimulai pada 15 November 2018, dan disusul peletakan lunas kapal kedua yang dinamai HMAS Eyre pada 9 April 2020.
Total biaya pembangunan 12 kapal kelas Arafura ini mencapai 3,6 miliar dolar Australia atau 300 juta dolar Australia per unitnya.
Untuk karakteristiknya, kapal kelas Arafura memiliki perpindahan 1.640 ton, panjang 80 m, lebar 13 m dan draft 4 m. Sebanyak 40 awak dapat ditampungnya.
Dibekali tenaga penggerak dua mesin diesel MTU 16V berdaya masing-masing 4.440kW, kecepatan maksimum kapal 22 knot, dan jangkauan 4.000 nmi (7.400 km).
Kapal dilengkapi Situational Awareness System (SAS) dengan Saab EOS500 electro-optical fire control director, radar Terma SCANTER 6002, lalu Safran Vigy Engage sistem pengawasan multisensor elektro-optik, dan kontrol tembakan.
Untuk persenjatannya berupa satu Rafael Typhoon dengan meriam otomatis M242 Bushmaster 25 mm, dan dua senapan mesin berat kaliber 12,7 mm.
Kapal juga dapat membawa dua boat dengan panjang 8,5 m dan satu boat dengan panjang 10 m, serta dapat membawa sebuah drone pengintaian dan pengawasan. (RBS)