AIRSPACE REVIEW – Kelompok Houthi Yaman mengklaim pada 8 September 2024 kembali menembak jatuh drone canggih MQ-9 Reaper milik Amerika Serikat lainnya di atas wilayah Yaman.
Jika terkonfirmasi, ini akan menjadi insiden terbaru dalam serangkaian insiden di mana Houthi telah menargetkan drone militer AS yang mahal tersebut.
Sebagai responsnya, Houthi melaporkan bahwa pasukan AS telah melancarkan serangan udara di wilayah yang dikuasai Houthi setelah penembakan drone Reaper itu.
Sementara Militer AS menyatakan bahwa mereka tidak menerima laporan resmi tentang dronenya yang ditembak jatuh di Yaman.
Houthi tidak memberikan bukti visual, seperti foto atau video, untuk mendukung klaim mereka, meskipun bukti tersebut terkadang muncul kemudian di belakang hari.
Houthi secara berkelanjutan menargetkan drone buatan General Atomics tersebut sejak menguasai ibu kota Yaman, Sanaa, pada 2014.
Insiden ini semakin sering terjadi, terutama setelah dimulainya konflik Israel-Hamas, di mana Houthi juga meningkatkan serangan mereka terhadap pengiriman di koridor Laut Merah.
Dilain pihak, Juru Bicara Militer Houthi Brigadir Jenderal Yahya Saree membuat pengumuman dalam sebuah video yang direkam sebelumnya. Ia menyatakan bahwa drone itu ditembak jatuh di atas Provinsi Marib, wilayah diperebutkan yang kaya akan sumber daya minyak dan gas.
Saree tidak menjelaskan lebih lanjut tentang bagaimana drone itu ditembak jatuh, tetapi diketahui bahwa Houthi telah menggunakan rudal permukaan ke udara yang dipasok Iran, khususnya model 358.
Sementara Iran, membantah mempersenjatai Houthi, meskipun senjata buatan Teheran ditemukan di medan perang dan dalam pengiriman melalui laut yang dicegat ke Yaman.
Sebelumnya pada 29 Mei lalu, Sebuah MQ-9 Reaper AS dengan kondisi tampak utuh dan hampir tidak mengalami kerusakan.
Terlihat beberapa orang dari kelompok Houthi berdiri di atas badan drone itu. Peristiwa tersebut telah menimbulkan kekhawatiran bahwa drone MQ-9 mungkin akan diserahkan ke Iran untuk diperiksa.
Diketahui, insiden itu menandai penembakan MQ-9 milik AS keenam. Sebelumnya, setidaknya lima drone AS lainnya telah ditembak jatuh oleh Houthi.
Insiden-insiden ini termasuk MQ-9 ke-5 yang ditembak jatuh 17 Mei 2024 di Provinsi Marib, timur laut Yaman, lalu yang ke-4 pada 25 April 2024, di provinsi Saada.
MQ-9 ke-3 dilaporkan jatuh pada Agustus 2023, lalu yang ke-2 ditembak jatuh pada 7 Juni 2019 oleh rudal permukaan ke udara, serta yang pertama pada 1 November 2017.
Banyaknya MQ-9 yang berhasil dijatuhkan pejuang Houthi, menunjukkan bila sistem senjata pertahanan udara mereka sangat mumpuni.
Dalam insiden terbaru ini menunjukkan bahwa drone MQ-9 melakukan pendaratan darurat, mungkin karena dibajak atau koordinat GPS-nya dipalsukan untuk memaksanya mendarat.
Sementara itu, potensi penyerahan drone MQ-9 ke Iran untuk dipelajari merupakan kekhawatiran tersendiri bagi AS.
Jika hal ini terjadi, Iran dapat memperoleh wawasan mengenai teknologi canggih drone AS, termasuk kemajuan dalam uji coba jarak jauh, kemampuan pengawasan, dan sistem muatan.
Akses ke rangkaian sensor canggih dan jalur komunikasi MQ-9 dapat memungkinkan Iran untuk meningkatkan kemampuan drone buatannya, yang berpotensi mengarah pada perbaikan dalam desain drone dan tindakan antidrone mereka.
Transfer ini juga dapat memberi Iran informasi intelijen tentang cara mempertahankan atau mengganggu operasi drone AS dan sekutunya dengan lebih baik di wilayah tersebut. (RBS)