AIRSPACE REVIEW – Pertempuran antara Ukraina dengan Rusia yang sudah berlangsung dua setengah tahun sejak Februari 2022 akan semakin pelik dengan rencana datangnya rudal AGM-158 JASSSM (Joint Air-to-Surface Standoff Missile) dari Amerika Serikat.
Washington akan mengirimkan rudal jelajah ini untuk melengkapi jet tempur F-16 yang mulai dioperasikan pasukan Kyiv, walaupun rencana ini selalu disamarkan.
JASSM dilengkapi dengan hulu ledak tembus dan memiliki jangkauan lebih dari 300 km. Pengamat menilai, dengan dukungan rudal ini F-16 Ukraina akan menunjukkan taringnya dan membuat sistem pertahanan udara Rusia kewalahan.
Sumber-sumber pemberitaan yang dikutip media mengindikasikan, pengiriman JASSM akan mengganggu kemampuan ofensif militer Rusia dan mengubah lanskap strategis konflik.
Penerbang tempur F-16 Ukraina dapat meluncurkan rudal ini dari wilayah utara untuk menargetkan kotakota Rusia seperti Voronezh dan Bryansk.
Sementara serangan dari selatan dapat mengenai lapangan udara dan instalasi Angkatan Laut Rusia di Krimea.
Politico pada pertengahan Agustus 2024 melaporkan, agenda pengiriman JASSM ke Kyiv muncul menyusul permintaan dari anggota Verkhovna Rada dan penasehat Volodymyr Zelensky.
Dikatakan bahwa kehadiran rudal tersebut akan memungkinkan pilot Ukraina untuk terbang lebih tidak terlalu dekat dengan perbatasan Rusia. Sebab, jarak jangkau rudal ini cukup jauh.
Dengan begitu, F-16 pun akan terhindar dari ancaman sistem pertahanan udara Rusia seperti S-300 atau S-400.
Versi dasar AGM-158 JASSM yang dikembangkan oleh Lockheed Martin, memiliki hulu ledak seberat sekitar 450 kg. Rudal ini pun dirancang berkarakteristik siluman sehingga lebih sulit untuk dideteksi radar.
JASSM merupakan rudal presisi berpemandu yang dilengkapi GPS, sistem navigasi inersia, dan teknologi navigasi inframerah. Rudal canggih dapat memastikan penargetan yang akurat dan serangan yang efektif.
Vairan JASSM-ER (Extended Range) memiliki jangkauan lebih jauh lagi, yakni sekitar 500 mil (800 km). Meski demikian, mungkin saja penyerangan Ukraina terhadap sasaran di Rusia bisa jadi akan dibatasi mengingat pembatasan yang dikeluarkan oleh pemerintahan Joe Biden.
Sebelumnya, rencana pengiriman JASSM ke Ukraina mendapat tentangan dari Jerman.
Dmitry Drozdenko, pakar penerbangan dan pemimpin redaksi portal pertahanan menjelaskan bahwa sangat menguntungkan bagi Amerika untuk meningkatkan kemampuan Angkatan Udara Ukraina dalam menyerang banyak target di dekat perbatasan dan lebih dalam.
Oleh sebab itu, keputusan untuk memasok rudal AGM-158 JASSM diharapkan akan menguntungkan Washington.
Ia menambahkan, JASSM dapat menimbulkan bahaya yang signifikan karena versi dasarnya saja memiliki jangkauan yang berpotensi menargetkan banyak lokasi di Krimea dan wilayah lain yang baru terintegrasi.
Drozdenko seperti diwartakan Bulgarian Military lebih lanjut menjelaskan, pembatasan resmi Amerika untuk menggunakan senjata jarak jauh di wilayah lama Rusia, sebagian besar hanya kedok saja.
Rudal AS, khususnya JASSM-ER dengan jangkauan hingga 1.000 km, dapat menyerang hampir semua tempat, di mana saja.
Pertanyaan publik kemudian, apakah Rusia dapat melawan serangan JASSM yang akan dikirimkan AS ke Ukraina?
Sejauh mana sistem pertahanan udara Rusia mampu mendeteksi dan mencegat rudal tersebut?
Menurut Drozdenko, cara paling efektif Rusia untuk melawan serangan JASSM dan menetralisir ancaman rudal Barat adalah dengan menghancurkan infrastruktur militer Ukraina sepenuhnya terlebih dahulu, sebelum rudal-rudal itu beraksi. (RNS)