AIRSPACE REVIEW – Angkatan Udara India (IAF) telah menyetujui produksi 200 rudal udara ke udara jarak jauh Astra Mk-1 buatan dalam negeri.
Keputusan ini disampaikan oleh Wakil Kepala Angkatan Udara India Marsekal Udara Ashutosh Dixit saat kunjungan ke Hyderabad.
Izin tersebut diberikan kepada Organisasi Penelitian dan Pengembangan Pertahanan (DRDO) dan Bharat Dynamics Limited (BDL).
Pengadaan Astra Mk-1 merupakan langkah maju dalam mengganti semua rudal udara ke udara jarak jauh asal Rusia milik IAF, seperti dilaporkan oleh NDTV pada 5 Agustus 2024.
Program rudal Astra telah dimulai pada awal tahun 1990-an. Proyek tersebut resmi disetujui pada tahun 2004.
Versi awal rudal Astra menghadapi berbagai tantangan yang menyebabkan berbagai desain ulang untuk mengatasi masalah kontrol dan kekurangan kinerjanya.
Selanjutnya, Astra Mk-1 pertama kali diuji di udara pada tahun 2014 dan menjalani uji coba ekstensif untuk memvalidasi kemampuannya, termasuk kinerja dalam penanggulangan elektronik dan manuver G tinggi.
Varian produksi awal Astra Mk-1 mulai beroperasi sejak 2019 dan digunakan oleh IAF dan Angkatan Laut India (IN)
Untuk spesifikasinya, Astra Mk-1 berukuran panjang 3,84 m, diameter 17,8 cm, dan berat 154 kg. Membawa hulu ledak pra-fragmentasi berdaya ledak tinggi seberat 15 kg dan dilengkapi dengan sekering radio jarak dekat.
Rudal ini ditenagai oleh mesin roket propelan padat, yang dapat mencapai kecepatan hingga 4,5 Mach dan beroperasi pada ketinggian hingga 20 km.
Sistem pemandu Astra Mk-1 mencakup navigasi inersia berbasis giro serat optik untuk pemanduan di tengah lintasan dan sistem pelacak radar aktif untuk pemanduan di ujung lintasan.
Rudal ini dirancang untuk diluncurkan dari berbagai platform pesawat tempur, termasuk Sukhoi Su-30MKI, MiG-29K, dan HAL Tejas Mk.1/1A.
Pengembangan lanjutan rudal udara ke udara jarak jauh ini masih berlangsung untuk varian Astra Mk-2 dan Mk-3.
Bila Astra Mk-1 berjangkauan 110 km, maka Astra Mk-2 ditargetkan mencapai 160 km menggunakan motor roket pulsa ganda dan mencakup teknologi seperti sekering jarak dekat laser dan pencari radar AESA.
Sementara Astra Mk-3, yang dikembangkan bersama Rusia, dilengkapi mesin Ramjet Ducted bahan bakar padat, yang meningkatkan jangkauan dan kecepatannya, dan diposisikan untuk menyaingi rudal seperti AIM-260 dan Meteor dari Barat. -RBS-