Korea Selatan 10 besar eksportir pertahanan global, target empat besar pada 2027

Produk Industri Pertahanan Korea Selatan_ Airspace ReviewIstimewa
ROE

SELAMA dua tahun berturut-turut, 2022-2023, Korea Selatan mengukuhkan posisinya di antara sepuluh eksportir pertahanan terbesar dunia, dengan nilai ekspor sekitar 14 miliar dolar AS. Pencapaian ini merupakan hasil dari persiapan puluhan tahun menghadapi potensi konflik dengan Korea Utara dan strategi efektif untuk memenuhi permintaan persenjataan global yang semakin meningkat, yang diperparah oleh konflik di Ukraina.

Data yang dirilis pada 12 Februari oleh Kementerian Pertahanan Korea Selatan dan perusahaan pertahanan nasional mengungkapkan bahwa Korea Selatan, yang menempati peringkat kesembilan di dunia setelah Spanyol, memperluas pasar ekspornya ke 12 negara pada tahun lalu.

Boeing_contoh2

Hal ini mencakup mitra-mitra baru seperti Uni Emirat Arab, Finlandia, dan Norwegia, yang naik dari empat negara pada tahun 2022. Variasi sistem persenjataan yang diekspor juga mengalami peningkatan dua kali lipat.

Ekspansi ini selaras dengan ambisi Korea Selatan untuk menjadi salah satu dari empat besar eksportir pertahanan global pada tahun 2027, yang bertujuan untuk mengamankan lebih dari 5 persen pangsa pasar ekspor pertahanan global, naik dari 2,4 persen saat ini.

Lonjakan ekspor pertahanan dari Korea dipicu oleh beberapa kontrak berskala besar, terutama kesepakatan senilai 12,4 miliar dolar AS dengan Polandia pada tahun 2022. Kontrak ini, yang dibuat sebagai respons terhadap peningkatan kebutuhan pertahanan setelah invasi Rusia ke Ukraina, menyumbang lebih dari 35 persen. dari pengeluaran pertahanan tahunan Korea Selatan untuk tahun itu.

Momentum tersebut berlanjut hingga awal tahun 2024 ini, dengan LIG Nex1 mengumumkan perjanjian senilai 3,2 miliar dolar AS dengan Arab Saudi untuk sistem pencegat rudal balistik M-SAM2.

Kemampuan Korea Selatan untuk memproduksi persenjataan dalam skala yang lebih besar dibandingkan banyak pesaing Barat memungkinkan Negeri Ginseng ini menawarkan nilai uang yang lebih baik pada aset-aset seperti tank, howitzer, dan jet tempur kelas bawah.

Pemerintah Korea Selatan juga aktif mendukung eksportir dengan berkomitmen melakukan pemesanan agar lini produksi tetap aktif.

Perusahaan Hanwha Aerospace misalnya , mengharapkan pesanan baru senilai miliaran dolar AS tahun ini. Tumpukan pesanan perusahaan telah melonjak dari 2,4 miliar dolar AS menjadi 15,2 miliar dolar AS selama dua tahun terakhir.

Negosiasi sedang berlangsung untuk ekspor K-9 SPH 155 mm ke Rumania dan beberapa sistem peluncuran roket (MLRS) K239 ke Polandia, di antara kesepakatan lainnya. Menjadikan saham Hanwha meningkat lebih dari dua kali lipat sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.

Sementara itu, Korea Aerospace Industries (KAI) dan Hyundai Rotem mengantisipasi pesanan dalam jumlah besar. KAI sedang berdiskusi dengan Mesir dan beberapa negara-negara Eropa untuk ekspor jet tempur ringan FA-50. Sementara Hyundai Rotem menyelesaikan kesepakatan untuk ekspor K-2 MBT ke Polandia.

-RBS-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *