Pentagon mengatakan AIM-120 AMRAAM bukan pilihan terbaik untuk pertahanan melawan rudal jelajah

Peluncuran rudal AIM-120 AMRAAM dari F-15X menggunakan Stasiun 1 dan 9USAF

AMERIKA SERIKAT berencana untuk menciptakan sistem pertahanan udara baru yang akan mengambil alih intersepsi rudal jelajah dan drone di bawah program Kemampuan Perlindungan Tembakan Tidak Langsung (Indirect Fire Protection Capability/IFPC).

Angkatan Darat AS sangat tertarik pada pengembangan proyek IFPC berskala cukup besar yang menyediakan penciptaan pertahanan terhadap berbagai macam ancaman mulai dari mortir, roket, drone, hingga rudal jelajah jarak jauh. Salah satu segmen dari proyek ini adalah sistem pertahanan udara Enduring Shield.

Diketahui, salah satu rudal yang akan digunakannya adalah AIM-9X Sidewinder. Untuk itu, Pentagon telah menerbitkan permintaan kepada industri yang merupakan prasyarat untuk pemilihan rudal baru. Rencananya pada tahun 2025 akan dilakukan pemilihan vendor untuk melakukan demonstrasi kapabilitas pada tahun 2026-2027.

Namun yang cukup menarik adalah pasangan tradisional AIM-9 adalah AIM-120 AMRAAM (Advanced Medium-Range Air-To-Air Missile). Ini adalah set standar dua rudal udara ke udara untuk semua pesawat AS dan dua rudal yang digunakan oleh sistem pertahanan udara NASAMS.

Pada saat yang sama, Lockheed Martin akan berpartisipasi dalam kompetisi dengan rudal yang belum diumumkan, kemudian ruda; Tamir dari Rafael, Israel yang dipakai Iron Dome akan dilokalisasi di AS dengan nama SkyHunter. Sementara RTX (Raytheon) belum memastikan akan ikut serta dalam pemilihan rudal baru. RTX adalah perusahaan inilah yang membuat AIM-120.

Brigadir Jenderal Frank Lozano, Direktur Eksekutif Program Rudal dan Luar Angkasa Angkatan Darat AS, dikutip Defense News menyatakan, AIM-120 bukanlah pilihan terbaik untuk sistem pertahanan udara semacam itu. Menurut dia, parameter yang sangat penting dalam penanggulangan rudal jelajah adalah jumlah rudal antipesawat dalam satu peluncur.

Sebuah peluncur Enduring Shield dapat menampung 18 rudal AIM-9X, tetapi jika dimasukkan ke dalam peluncur AIM-120 yang sama, maka hanya dapat menampung enam rudal. Itu sebabnya Angkatan Darat AS saat ini sedang mencari rudal yang memiliki kemampuan AIM-120D, namun seukuran AIM-9X.

Dan alasan mengapa kapasitas awal yang besar itu penting cukup sederhana. Jika Enduring Shield, yang memiliki empat peluncur, dengan rudal seukuran AIM-9X secara fisik dapat menembak jatuh 72 target (pada kenyataannya lebih sedikit, karena kemungkinan kehancuran tidak pernah 100%), maka dengan AIM-120 hanya sampai 24.

Betapapun efektifnya sistem pertahanan udara, ia dapat dengan mudah ditentukan oleh jumlah rudal jelajah atau proyektil pesawat jarak jauh. Oleh karena itu, persoalan jumlah rudal pada peluncur benar-benar menjadi syarat yang sangat penting bagi sistem pertahanan udara. Rudal ini pada dasarnya dirancang bukan untuk menghancurkan pesawat, melainkan untuk mencegat ancaman rudal yang datang seperti rudal jelajah jarak jauh.

-Poetra-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *