Ini yang menyebabkan Prancis akan mengirimkan tambahan 40 rudal SCALP-EG ke Ukraina…

Macron dan Zelensky_Prancis kirim rudal SCALP-EG_ Airspace ReviewIstimewa

PRANCIS adalah salah satu negara pendukung utama Ukraina dalam berperang melawan Rusia sejak Februari 2022. Beragam sistem persenjataan telah dikirimkan oleh Negeri Menara Eiffel di bawah pemerintahan Presiden Emmanuel Macron ke negara pimpinan Presiden Volodymyr Zelensky itu.

Salah satu arsenal Prancis yang sangat ditakuti Rusia dan sudah terbukti keampuhannya adalah rudal jelajah siluman SCALP-EG di mana senjata serupa di Inggris disebut dengan Storm Shadow.

Kedua senjata udara sejenis ini membuat darah pasukan Ukraina kembali terpompa dan riang gembira karena berhasil menghancurkan beragam target seperti jembatan, markas komando militer, kapal, dan target lainnya milik Rusia.

Tidak dipungkiri, Rusia kelabakan dengan rudal luncur udara jarak jauh buatan MBDA, perusahaan kongsi antara Matra dan British Aerospace ini.

SCALP-EG atau Storm Shadow pertama kali dikembangkan tahun 1994 berdasarkan rudal jelajah antilandasan pacu Apache Prancis. Beda dengan Apaceh, SCALP-EG/Storm Shadow membawa hulu ledak kesatuan seberat 450 kg dan bukan munisi tandan.

SCALP-EG/Storm Shadow dapat diluncurkan dari sejumlah pesawat termasuk Saab Gripen, Dassault Mirage 2000, Dassault Rafale, Panavia Tornado, Tornado IDS Italia, Tornado GR4 Inggris (sebelum dipensiunkan), dan Eurofighter Typhoon.

Di Ukraina, SCALP-EG atau Storm Shadow telah berhasil diintegrasikan pada pesawat penyerang Su-24 Fencer. Inilah kemudian yang menyebabkan Su-24 buatan Uni Soviet (Rusia) tidak lagi menjadi pesawat kuno yang minim kapabilitas. Namun sontak berubah menjadi pembom modern yang ditakuti karena kemampuannya membawa rudal jelajah modern.

Sekilas mengenai Su-24, pesawat ini dikembangkan pertama kali pada awal tahun 1960-an dan mulai digunakan pada tahun 1967. Sebanyak kurang lebih 1.400 unit Su-24 berhasil dibuat dan produksinya dihentikan pada tahun 1993.

Barat Takut Rusia menang

Berkat keunggulannya di medan perang, Prancis terdorong untuk mengirimkan tambahan rudal jelajah SCALP-EG ke Ukraina.

Presiden Macron dalam konferensi pers dengan para wartawan pada 17 Januari 2023 menandaskan bahwa prioritas Eropa adalah tidak membiarkan Rusia menang dalam perang dengan Ukraina.

Macron pun menegaskan bahwa ia akan berkunjung lagi ke Kyiv untuk menemui rekannya Presiden Zelensky pada bulan Februari mendatang.

“Membiarkan Rusia menang berarti menerima kenyataan bahwa hukum internasional tidak dihormati,” ujar Macron sesumbar.

Macron mengatakan, Prancis sedang mengerjakan perjanjian keamanan bilateral baru dengan Ukraina. Hal ini sejalan dengan perjanjian yang disepakati antara Kyiv dan London – yang akan diumumkan pada kunjungannya bulan depan.

Macron menyebut, kurang lebih 40 unit rudal SCALP-EG akan dikirimkan ke Ukraina bersama dengan ratusan bom. Pengiriman pertama akan dilaksanakan pada musim panas tahun ini.

Para analis mengatakan, ada kekhawatiran besar di kalangan negara-negara Barat bila Rusia memenangkan perang melawan Ukraina. Hal ini akan berdampak pada banyak sektor di mana Rusia kembali bangkit dan menggunakan kekuatannya.

Perang tampaknya akan berjalan masih panjang dan dunia masih harus bersabar untuk menanti redanya perang ini, di tengah gejolak di kawasan lain juga muncul melahirkan perang-perang baru.

Pengamat Barat yakin Ukraina akan menang

Andrei Piontkovsky, ilmuwan dan analis yang berbasis di Washington DC pada tahun 2022 menyatakan keyakinannya bahwa Ukraina akan muncul sebagai pemenang perang dengan Rusia. Ukraina ia sebut juga akan dapat mengembalikan keutuhan teritorial mereka paling lambat pada musim semi 2023.

Saat itu Piontkovsky berpandangan, motivasi, determinasi, dan keberanian dari militer Ukraina serta segenap warga Ukraina sangat tinggi. Semangat ini tak pernah terlihat sebelumnya selama sejarah perang modern, kata dia.

Faktor kedua, adalah fakta bahwa setelah bertahun-tahun berdamai dengan Rusia, negara-negara Barat akhirnya menyadari betapa besarnya tantangan historis yang mereka hadapi.

Kekalahan Rusia, lanjut dia seperti diwartakan BBC, akan disetujui secara formal dalam perundingan teknis setelah Ukraina melaju di medan tempur. Kubu pemenang yang terdiri dari Ukraina, Inggris dan AS – akan membentuk struktur keamanan internasional baru.

Namun, di luar prediksi pengamat Barat, tahun 2023 kini sudah terlewati dan perang antara Rusia dengan Ukraina masih terus berlangsung, bahkan menunjukkan kecenderungan akan semakin besar bila bantuan-banutan persenjataan militer terus digelontorkan oleh mitra-mitra Barat.

Presiden Rusia Vladimir Putin pernah menyatakan, perang Rusia dengan Ukraina tidak akan pernah berhenti selama bantuan-bantuan persenjataan terus dipasok oleh AS dan sekutunya.

Di sisi lain, media melaporkan bahwa Rusia juga menerima bantuan persenjataan yang banyak dari Iran dan Korea Utara.

-RNS-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *