AS akan meneruskan pembuatan bom gravitasi nuklir baru, lebih dahsyat dari bom atom dalam Perang Dunia II

Bom nuklir B61 Amerika SerikatSandia National Laboratories

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada hari Jumat mengumumkan bahwa AS akan meneruskan pengembangan bom gravitasi nuklir B61 baru.

Bom yang diberi kode B61-13 ini memiliki kekuatan yang serupa dengan B61-7 dan akan menggantikan beberapa bom gravitasi yang lebih tua, jelas Pentagon.

Ditambahkan, pembuatan bom nuklir baru ini sebagai tanggapan atas perubahan lingkungan keamanan sejalan dengan Tinjauan Postur Nuklir tahun 2022.

Studi tersebut mengatakan bahwa militer AS perlu memodernisasi kekuatan nuklirnya untuk menghalangi dua pesaing utama mereka yang memiliki senjata nuklir, Tiongkok, dan Rusia, seperti diberitakan Defense News.

Bom nuklir B61-13 akan menggunakan fitur keselamatan, keamanan, dan akurasi modern yang sama yang kini disertakan pada B61-12.

Sementara bom lama seperti B61-7 dan B83-1 akan dipensiunkan.

Pakar persenjataan nulkir dari Federasi Ilmuwan Amerika Serikat Hans Kristensen yang diberi pengarahan oleh Pentagon mengenai bom tersebut awal pekan ini mengatakan, senjata baru tersebut akan menggunakan hulu ledak yang sama dari B61-7 era tahun 1980-an dan 1990-an.

Hulu ledak ditransplantasikan ke dalam sistem nuklir dengan model casing dan tail kit yang sama dengan bom B61-12.

Kristensen menambahkan, pembuatan bom nuklir baru sebagai bentuk kompromi negara untuk memecahkan perselisihan selama bertahun-tahun antara Partai Demokrat dan Republik mengenai nasib bom B83-1 yang berukuran besar dan telah berusia empat dekade.

Mantan Presiden Barack Obama berusaha untuk menyingkirkan bom B83-1 berkekuatan 1,2 megaton atau setara 80 kali lipat dari kekuatan bom yang dijatuhkan di Hiroshima pada tahun 1945. Namun penggantinya yaitu Presiden Donald Trump membatalkan keputusan tersebut.

Presiden Joe Biden sejak itu menghidupkan kembali upaya untuk menyingkirkan B83. Namun anggota parlemen dari Partai Republik keberatan dan mengatakan bahwa B83-1 diperlukan untuk menyerang sasaran yang keras dan terkubur.

Hasil maksimum B61-7 – dan varian barunya – adalah 360 kiloton, kata Kristensen, sedangkan B61-12 memiliki hasil maksimum 50 kiloton.

Pentagon mengatakan, pembuatan bom baru tidak akan meningkatkan jumlah persediaan militer secara keseluruhan. Amerika Serikat berencana mengurangi jumlah B61-12 dan akan memproduksi bom B61-13 sebanyak pendahulunya yang dipensiunkan.

Kristensen mengatakan para pejabat pertahanan mengindikasikan sangat sedikit B61-13 yang diperkirakan akan diproduksi, hanya dalam jumlah beberapa lusin saja.

Dia meragukan pembuatan bom gravitasi B61-13 bersamaan dengan pensiunnya B61-7 akan menyebabkan penurunan jumlah bom gravitasi di gudang senjata Amerika Serikat, yang menurutnya berkisar antara 400 dan 500 unit.

-Poetra-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *