AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Khamenei memuji serangan mendadak Hamas terhadap Israel.
Para pejabat mengatakan, Iran memberikan pelatihan militer, bantuan logistik, dan senjata senilai jutaan dolar AS kepada kelompok militan Hamas Palestina sebelum melakukan serangan mendadak terhadap Israel.
“Apa yang dapat saya katakan tanpa keraguan adalah bahwa Iran secara luas terlibat dalam serangan-serangan ini,” kata Wakil Penasihat Keamanan Nasional AS Jonathan Finer pada tanggal 9 Oktober dalam sebuah wawancara dengan CBS News.
Ditambahkan, Iran telah menjadi pendukung utama Hamas selama beberapa dekade. Iran telah memberi mereka senjata.
Iran juga memberikan pelatihan dan dukungan finansial.
Kecurigaan atas keterlibatan Iran semakin membesar karena pernyataan publik Teheran yang mendukung Hamas.
Mantan Komandan Garda Revolusi Iran, Yahya Rahim Safavi, mengatakan pihaknya akan mendukung Hamas sampai pembebasan Palestina dan Yerusalem.
Seperti diketahui, Safavi juga merupakan penasihat utama Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.
Iran memiliki sejarah panjang dalam memasok senjata kepada kelompok militan anti-Israel, termasuk Hizbullah dan Hamas.
Dalam pembicaraan dengan Taliban di Afghanistan, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian menyerukan negara-negara Islam untuk bersatu dalam mendukung rakyat tertindas di Palestina dan Masjid Al-Aqsa.
Pernyataan seperti itu telah dianggap oleh saingan regional Iran, Arab Saudi, sebagai tanda ancaman bahwa Teheran bersedia mengobarkan konflik regional untuk mencegah Riyadh menormalisasi hubungan dengan Israel.
Didukung dan ditengahi oleh AS, peningkatan hubungan Saudi-Israel akan mengalihkan kekuatan geopolitik di Timur Tengah ke arah musuh Iran, sehingga meresahkan Teheran.
Negara-negara Barat dukung Israel
AS, Inggris, Perancis, Jerman, dan Italia semuanya telah menyatakan dukungannya secara terbuka terhadap Israel.
AS adalah negara yang paling vokal dalam mengutuk serangan Hamas dan telah mengirimkan beberapa bentuk bantuan militer termasuk megnerahkan gugus tempur kapal induk nuklir USS Geral R. Ford (CVN-78) ke Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Jerman dan Austria telah menangguhkan semua bantuan untuk wilayah Palestina. Tekanan terhadap Uni Eropa semakin meningkat untuk melakukan hal yang sama menjelang pertemuan puncak darurat blok tersebut pada 10 Oktober.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah mengeluarkan permohonan perdamaian, mengutuk kekejaman yang dilakukan oleh kedua belah pihak.
-RNS-