AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengunjungi pabrik pesawat Komsomolsk-on-Amur Aircraft Plant (KnAAZ) di kota timur Komsomolsk-on-Amur, Rusia pada hari Jumat.
Media Rusia melaporkan, Wakil Perdana Menteri Rusia Denis Manturov mengatakan bahwa setelah kunjungan tersebut ada potensi kerja sama baik dalam bidang manufaktur pesawat terbang maupun industri lainnya dengan Korea Utara.
“Kami melihat potensi kerja sama baik di bidang manufaktur pesawat terbang maupun industri lainnya di mana hal ini sangat relevan untuk mencapai tugas yang dihadapi negara untuk mencapai kedaulatan teknologi,” ujar Manturov.
Di pabrik manufaktur penerbangan terbesar Rusia tersebut, Rusia membangun dan mengembangkan jet tempur untuk Kementerian Pertahanan, termasuk jet tempur Su-35S dan Su-57, tulis TASS.
Kunjungan Kim Jong Un ke pabrik pesawat tersebut mengingatkan mendiang ayahnya Kim Jong Il yang juga mengunjungi tempat yang sama pada tahun 2002.
Kunjungan Kim Jong Un ke lokasi-lokasi penting di kawasan Timur Jauh Rusia dilakukan setelah Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya mengatakan bahwa Rusia sedang mempertimbangkan dan mendiskusikan beberapa kerja sama militer dengan Korea Utara.
Kremlin mengatakan pada hari Kamis bahwa Putin telah menerima undangan Kim untuk mengunjungi Korea Utara dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov juga akan mengunjungi negara itu pada bulan Oktober, kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Ketika ditanya apakah kedua pemimpin membahas kerja sama militer dan teknis selama perundingan, Peskov mengatakan ini adalah bidang kerja sama yang sensitif dan menegaskan kembali komitmen Moskow untuk lebih mengembangkan hubungan dengan Pyongyang.
Pada hari Jumat, Peskov menyatakan tidak ada perjanjian yang ditandatangani antara kedua negara selama kunjungan Kim tersebut, seperti diwartakan CNN.
Putin menghadiahkan kepada Kim sarung tangan pakaian antariksa yang telah dikirim ke luar angkasa dan senapan karabin berkualitas tinggi yang diproduksi di dalam negeri.
Pada jamuan kenegaraan dengan Putin hari Rabu, Kim berjanji untuk membangun era baru persahabatan 100 tahun antara kedua negara.
Terkait perang antara Rusia dan Ukraina yang masih belum berakhir, Kim mengatakan kepada Putin bahwa ia meyakini rakyat Rusia dan militernya akan muncul sebagai pemenang.
“Saya akan selalu mendukung Rusia,” kata Kim, memuji Moskow karena berdiri melawan kekuatan hegemonik untuk mempertahankan kedaulatan dan keamanannya.
Sebagai imbalannya, Putin mengisyaratkan kesediaannya untuk membantu Korea Utara dalam mengembangkan program luar angkasa dan satelitnya.
Intelijen Pertahanan Ukraina pada Rabu mengatakan bahwa kerja sama militer antara Rusia dan Korea Utara bukanlah hal baru.
Permintaan Rusia terhadap proyektil untuk artileri dan MLRS (Multiple Launch Rocket Systems) sudah diketahui oleh pihak berwenang Ukraina, kata Andrii Yusov, perwakilan Intelijen Pertahanan, dalam sebuah wawancara dengan media pemerintah Ukraina.
“Kita tidak bisa mengabaikan hal ini. Sayangnya, ini adalah faktor penting yang akan dirasakan di medan perang, tetapi ini bukanlah berita baru dalam situasi ini. Ini adalah sebuah skenario, reaksi yang sedang dilakukan Ukraina,” kata Yusov.
-JDN-