Airbus sebut penerbangan berperan penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia

A330 Garuda IndonesiaGaruda Indonesia
ROE

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Airbus, manufaktur pesawat terbang asal Eropa, menyebut penerbangan berperan penting membantu pertumbuhan negara berkembang seperti Indonesia untuk mencapai target ekonominya.

Presiden Airbus Asia-Pasifik Anand Stanley menyampaikan hal itu di Jakarta, Rabu.

Dikatakan, permintaan pasar di ranah penerbangan telah kembali secara signifikan selama setahun terakhir. Hal ini mendorong maskapai penerbangan untuk mengoperasikan kembali pesawat-pesawat yang telah lama diparkir dan meningkatkan kapasitas yang ada.

“Seperti halnya di banyak wilayah Asia, transportasi udara di Indonesia bukanlah sebuah pilihan, tapi sebuah keharusan guna memastikan kelancaran perhubungan dan menyambungkan perdagangan seluruh pelosok nusantara dan juga dengan dunia internasional. Hal ini sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi, sekaligus memastikan generasi mendatang dapat menikmati penerbangan sebagaimana yang telah kita rasakan selama ini,” kata Stanley.

Ia menambahkan, tantangan terbesar yang dihadapi industri penerbangan saat ini adalah bagaimana memenuhi permintaan yang terus meningkat dengan cara yang berkelanjutan.

Menurutnya, langkah awal dalam meningkatkan keberlanjutan penerbangan adalah dengan memperbarui armada generasi lama dengan pesawat terbaru yang lebih hemat bahan bakar. Hal ini dapat langsung mengurangi emisi karbon sekitar 25%.

Faktor pendorong lainnya dalam jangka pendek adalah peningkatan penggunaan bahan bakar penerbangan berkelanjutan (Sustainable Aviation Fuels/SAF).

“Pesawat yang kami produksi saat ini sudah mampu terbang dengan campuran SAF hingga 50%, dan kami memiliki target untuk meningkatkannya menjadi 100% pada tahun 2030. Namun, agar maskapai penerbangan dapat memanfaatkannya secara maksimal, dibutuhkan sistem yang memadai untuk memproduksi dan mengomersilkan sumber energi ini di sekitar hub transportasi udara di seluruh dunia,” ujarnya.

Selain itu, Stanley mengatakan bahwa Airbus sedang mengembangkan pesawat yang menggunakan sumber energi baru seperti hidrogen atau bahan bakar sintetis.

“Kami sedang mengembangkan tiga konsep pesawat yang bisa ditenagai hidrogen dengan kapasitas 100 hingga 200 kursi, sehingga menghasilkan emisi hampir nol. Pesawat seperti ini dapat memenuhi keperluan rute domestik yang lebih pendek di Indonesia.”

Tentunya, lanjut dia, maskapai penerbangan dan produsen pesawat terbang bukanlah produsen energi. Namun, kami dapat dan harus bertindak sebagai katalisator untuk perubahan besar yang sangat penting ini.

“Berbagai pemangku kepentingan perlu bekerja sama untuk mempelajari sejumlah alternatif yang ada, dan sekarang adalah waktu yang tepat untuk memulainya. Upaya ini akan membutuhkan pendekatan lintas sektoral, menyatukan para produsen pesawat, maskapai penerbangan, bandara, penyedia energi, regulator, dan pemerintah. Kami di Airbus siap untuk bekerja sama dengan industri lokal dan terus memperkuat kehadiran kami di Indonesia,” pungkas dia.

Anand Stanley berada di Jakarta untuk berpartisipasi dalam Indonesia Sustainability Forum 2023, sebagai salah satu panelis bersama Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, CEO Pertamina Nicke Widyawati, President Director Sinarmas Golden Agri Resources Franky Widjaja, dan Minister of Investment, Trade, and Industry of Malaysia Tengku Zafrul Aziz.

-RNS-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *