India berhasil mendaratkan secara mulus Chandrayaan-3 di Kutub Selatan Bulan

Chandrayaan-3 Mendarat di Kutub Selatan BulanISRO
ROE

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – India berhasil mendaratkan Pendarat Bulan Chandrayaan-3 di Kutub Selatan Bulan pada Rabu, 23 Agustus 2023.

Wahana tak berawak ini diluncurkan le luar angkasa menggunakan roket LVM-3 dari Satish Dhawan Space Center di Pulau Sriharikota, India Selatan..

Boeing_contoh2

Keberhasilan pendaratan Chandrayaan-3 disaksikan langsung oleh Perdana Menteri India Narendra Modi.

Melalui layar besar, proses pendaratan Chandrayaan-3 dapat dilihat dan disiarkan secara langsung melalui televisi maupun media sosial ISRO (India Space Research Organisation).

Pendaratan Chandrayaan-3 terjadi pada waktu yang ditargetkan yaitu pukul 05:34 PT (18:04 IST), lebih dari sebulan setelah peluncuran pesawat ruang angkasa ini.

Pendaratan Chandrayaan-3, menjadikan India sebagai negara pertama di dunia yang melakukan pendaratan di Kutub Selatan Bumi.

India menjadi negara keempat di dunia yang telah melakukan pendaratan mulus di Bulan setelah Uni Soviet (1966), AS (1966), dan China (2013).

Kutub Selatan Bulan merupakan wilayah Bulan yang belum pernah dijelajahi. Misi Chandrayaan-3 diharapkan dapat membantu pemahaman atmosfer bulan dan membuka jalan bagi program eksplorasi ruang angkasa di masa depan.

Pada 11 Agustus lalu, Rusia juga meluncurkan Pendarat Bulan Luna-25 dan dijadwalkan mendarat lebih dulu dari Chandrayaan-3, yaitu pada 21 Agustus 2023.

Namun sayang, misi itu gagal setelah Luna-25 jatuh ke bulan pada hari Sabtu, dua hari sebelum pendaratannya di Bulan, setelah kehilangan kontak dengan Roscosmos, Badan Antariksa Rusia.

Chandrayaan-3 merupakan versi ketiga dari misi Chandrayaan India. Chandrayaan sendiri berarti kendaraan bulan dalam bahasa Sansekerta.

Wahana luar angkasa ini dikembangkan dengan anggaran kurang dari 75 juta dolar AS.

Chandrayaan-3 terdiri dari modul propulsi, pendarat, dan penjelajah yang secara kolektif membawa tujuh instrumen ilmiah.

Untuk mengatasi masalah yang dihadapi pendahulunya,Chandrayaan-3 dilengkapi sensor, perangkat lunak, dan sistem propulsi yang ditingkatkan.

ISRO juga melakukan sejumlah simulasi dan pengujian tambahan untuk memastikan tingkat ketangguhan pendarat yang lebih tinggi untuk mencapai pendaratan yang sukses.

Pendarat tersebut akan melakukan eksperimen pada getaran seismik, plasma dekat permukaan, suhu bulan, konduktivitas termal, komposisi unsur, dan ciri spektral Bumi.

Misi Chandrayaan-3 dilaksanakan 14 tahun setelah India meluncurkan misi pendaratan pertama di bulan Chandrayaan-1 pada tahun 2008, yang menemukan bukti adanya molekul air di atmosfer bulan.

Setelah itu India meluncurkan Chandrayaan-2 pada 2019 yang mengalami kegagalan karena jatuh ke Bulan.

Meskipun pendarat Chandrayaan-2 jatuh saat mendarat, pengorbitnya masih berada di orbit dan melanjutkan studinya di bulan.

Pengorbit Chandrayaan-2 berperan penting dalam menemukan lokasi pendaratan pendarat Chandrayaan-3 dan akan terus membantu mengirimkan sinyal ke Bumi untuk komunikasi dengan pendarat tersebut.

Selama beberapa tahun terakhir, India telah mengembangkan minat yang kuat dalam eksplorasi ruang angkasa. Dengan bantuan lebih dari seratus startup teknologi luar angkasa, negara di Asia Selatan ini telah mencapai kemajuan signifikan dalam mengembangkan solusi seperti kendaraan peluncur, satelit, dan pencitraan bumi hiperspektral.

New Delhi baru-baru ini memperkenalkan kebijakan luar angkasa untuk memfasilitasi kolaborasi antara pihak swasta dan badan pemerintah.

-RNS-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *