Beli 12 drone Anka dari Turkiye, Indonesia kebagian merakit 6 unit di dalam negeri

Indonesia memesan 12 drone ANKA _AFP_ Airspace ReviewAFP
ROE

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Indonesia melalui PT Dirgantara Indonesia (PTDI) akan merakit enam unit drone Anka dari Turkiye. Hal ini sebagai bagian dari kontrak pembelian 12 unit kendaraan udara tak berawak bersenjata (UCAV) buatan Turkish Aerospace (TA) tersebut.

Terlebih dahulu, enam unit Anka yang dibuat di Turkiye akan dikirimkan ke Indonesia. Hal ini dikatakan Presiden dan CEO Turkish Aerospace Temel Kotil, seperti dilaporkan Kompas.id

Boeing_contoh2

Dikatakan, dalam kontrak pembelian disepakati enam unit Anka yang pertama diproduksi di Turki. Sedangkan enam unit Anka yang kedua akan dirakit di Indonesia bersama PTDI melalui program transfer teknologi. Namun Kotil tidak membeberkan berapa nilai kontrak pembelian tersebut.

”Dalam kontrak disebutkan demikian (transfer teknologi) karena kami ingin mendukung Indonesia agar mampu membangun alutsista semacam ini,” ungkap Kotil kepada Kompas di sela International Defence Industry Fair (IDEF) 2023 di Istanbul, Turki, Kamis (27/7).

Kotil menuturkan, saat ini pembuatan enam unit Anka untuk Indonesia masih dilakukan di hanggar TA di Ankara.

Perkembangan terbaru, mesin Anka segera tiba pada Agustus mendatang sehingga pembuatannya bisa segera diselesaikan dan dikirimkan ke Indonesia.

”Indonesia merupakan pasar yang sangat penting bagi kami,” lanjutnya.

Pengganti Elang Hitam untuk militer

Sebelumnya pada 26 Februari lalu Airspace Review memberitakan, Pemerintah Indonesia telah memesan 12 unit drone bersenjata (UCAV) Anka, Turkiye.

Selain Indonesia, Aljazair juga memesan 10 unit drone ini dan Chad memesan dua unit Anka.

Jumlah pesanan 24 unit Anka dari tiga negara itu diperkirakan mencapai 500 juta dolar AS, tulis SavunmaSanayiST.com

Dijabarkan, pelanggan ekspor pertama Anka adalah Tunisia pada tahun 2020. Angkatan Udara Tunisia tiga drone Anka dan tiga Stasiun Kontrol Darat (YKI) seharga 80 juta USD.

Pesanan kedua datang dari Kazakhstan, yang juga memesan tiga unit. Total Kazakhstan berencana untuk membeli 30 Anka lagi dan memproduksinya secara lokal dengan dukungan TA.

Diberitakan juga bahwa Malaysia telah memutuskan untuk mengakuisisi drone Anka. Malaysia disebut mendapatkan tiga sampai sembilan unit Anka pada tahap pertama.

Mengenai Anka, drone jenis MALE (Medium-Altitude Long-Endurance) ini dapat terbang pada siang dan malam hari dalam berbagai kondisi cuaca.

Drone dilengkapi dengan muatan untuk kecerdasan gambar waktu nyata, misi penghancuran target untuk pengintaian, pengawasan, deteksi target tetap/bergerak, identifikasi, identifikasi, dan pelacakan.

Drone Anka dapat bertahan di udara selama 24 jam pada ketinggian 30.000 kaki dan dapat membawa muatan seberat lebih 350 kilogram.

Hingga saat ini, sekitar 50 unit Anka telah didistribusikan oleh perusahaan ke para pelanggannya.

-RNS-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *