Sepuluh senjata maut Rusia dalam perang di Ukraina yang terbukti ampuh (Selesai)

Sepuluh senjata mematikan Rusia di Ukraina_ airspace reviewIstimewa

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Untuk menghadapi kendaraan perang dan pasukan darat Ukraina, militer Rusia memiliki beberapa senjata pamungkas pilihan dan terbukti ampuh di medan tempur, di antaranya adalah drone kamikaze Lancet, amunisi artileri Krasnopol, rudal Vikhr, dan roket termobarik TOS-1A. Berikut lanjutan dari dua tulisan sebelumnya:

Lancet (7)

ZAKA Lancet ngamuk di Ukraina_airspace review
ZALA Aero, RIA Novosti

Salah satu senjata paling banyak beredar videonya di media sosial yang diedarkan oleh Kementerian Pertahanan Rusia adalah keberhasilan penggunaan Lancet.

Drone kamikaze ini berhasil melumpuhkan beragam kendaraan lapis baja, sistem radar pertahanan udara juga sistem artileri medan, bahkan kapal perang kecil Ukraina.

Penggunaan resmi Lancet dalam Operasi Militer Khusus di Ukraina diumumkan oleh perusahaan pertahanan Rusia Rostec pada 8 Juni 2022.

Sejak itu penggunaan Lancet dalam operasi tempur memperoleh keberhasilan yang sangat signifikan dan menjadi momok pasukan lawan.

Mengenai Lancet, drone kamikaze ini dikembangkan oleh perusahaan ZALA Aero, yang merupakan bagian dari Kalashnikov Group.

Drone diluncurkan untuk pertama kalinya pada tahun 2019. Dua versi drone tersedia yakni Lancet-1 dan Lancet-3.

Lancet-1 adalah versi yang lebih kecil yang membawa muatan 1 kg dan memiliki daya tahan 30 menit.

Sementara Lancet-3 adalah versi terbesar yang memiliki muatan maksimum 3 kg, daya tahan 40 menit, dan dapat terbang dengan kecepatan maksimum 110 km/jam.

Kedua drone Lancet ini memiliki desain yang sama yaitu berbentuk rudal dengan optik dipasang di bagian hidung.

Memiliki fitur panduan optik-elektronik serta unit panduan TV, yang memungkinkan amunisi untuk dikendalikan pada tahap terminal penerbangan.

Ada dua kelompok sayap berbentuk huruf X, satu terletak di tengah badan pesawat depan dan yang lainnya di ujung belakang.

Drone Lancet digerakkan motor listrik dan memiliki unit baling-baling dua bilah dipasang di bagian belakang badan pesawat.

Keluarga drone Lancet dirancang untuk digunakan untuk melakukan misi pengintaian dan serangan terhadap target bergerak (dinamis) maupun statis.

Vikhr-1 (8)

Rudal Vikhr
Wikipedia

Salah satu penjagal kendaraan tempur Ukraina lainnya yang berhasil memetik keberhasilan adalah rudal antitank yang diluncurkan dari udara Vikhr-1, diproduksi oleh Kalashnikov Group yang juga produsen drone Lancet.

Salah satu aksi Vikhr-1 yang menuai sukses, saat berhasil menghancurkan M2A2 Bradley IFV buatan AS milik pasukan Ukraina yang digunakan pada serangan balik pada pekan pertama Juni 2023. Rudal diluncurkan dari helikopter serang Ka-52 AU Rusia.

Kalashnikov mengunggah video keberhasilan tersebut pada 9 Juni 2023 melalui saluran Telegramnya dengan komentar, “Penghancuran kendaraan tempur Bradley M2A2 buatan AS yang pertama kali didokumentasikan oleh rudal Vikhr-1, terjadi di daerah Orekhovo sebagai bagian dari operasi militer khusus.”

Mengenai rudal antitank 9K121 Vikhr-1 merupakan rudal udara ke permukaan untuk menyerang target lapis baja yang dapat bermanuver di darat yang dilengkapi dengan lapis baja reaktif, bersama dengan target udara kecepatan menengah seperti helikopter, pesawat serang, dan drone.

Rudal yang dinamai NATO sebagai AT-16 Scallion ini pertama kali diperlihatkan secara terbuka kepada publik pada tahun 1992 di Farnborough Airshow, Inggris.

Rudal tersebut dapat diluncurkan dari helikopter serang Ka-50 dan Ka-52, Mi-28N dan Mi-35 serta pesawat serang Su-25 T/TM.

Rudal menggunakan roket berbahan bakar padat, dapat melaju dengan kecepatan hingga 610 m/detik pada ketinggian luncur antara 10 m – 4.000 m, dengan jangkauan dari 800 m – 10.000 m.

Untuk spesifikasinya, Vikhr-1 memiliki berat 45 kg, panjang 280 cm, dan diameter 13 cm. Rudal dibekali muatan hulu ledak HEAT tandem 8–12 kg yang dapat menembus lapisan baja reaktif (ERA).

Krasnopol (9)

Krasnopol
Istimewa

Salah satu senjata mematikan lainnya yang berhasil menahan laju serangan balik Ukraina terhadap wilayah yang diduduki Rusia adalah amunisi artileri medan canggih Krasnopol.

Krasnopol merupakan amunisi semi-aktif presisi dipandu laser dengan kaliber 152/155 mm yang memiliki efektivitasnya dalam menghancurkan target diklaim mencapai 90 persen.

Amunisi dengan berat 50 kg ini dibekali hulu ledak fragmentasi dengan jarak tembak maksimal hingga 25 km. Mampu menghancurkan bunker, pos komando, dan kendaraan lapis baja.

Sistem peluncuran Krasnopol memiliki tiga fase berbeda. Awalnya amunisi Krasnopol bergerak secara balistik, kemudian berubah secara inersia.

Lalu pada fase terakhir, proyektil melambung ke atas dan meluncur tajam menyerang target pada sudut 35-45 derajat.

Krasnopol ini disediakan sebagai amunisi sistem senjata artileri medan untuk Self-Propelled Howitzer (SPH) 2S3 Akatsiya dan 2S19 Msta-S yang diturunkan di palagan Rusia-Ukraina.

Selama bertempur di Ukraina, penembakan amunisi Krasnopol oleh 2S3 Akatsiya dan 2S19 Msta-S dipandu dari udara menggunakan drone, salah satunya adalah Orlan-10/30.

Berdasarkan sejarahnya, amunisi Krasnopol mulai dikembangkan pada pertengahan 1980-an semasa Uni Soviet (kini diteruskan Rusia) yang diproduksi oleh KBP Instrument Design Bureau.

Amunisi ini terdiri dari tiga varian utama yakni 2K25 Krasnopol, lalu 2K25M Krasnopol-M, dan versi K155M Krasnopol-M2.

Sebelum digunakan di medan tempur Ukraina, Krasnopol sudah teruji perang alias battle proven, pertama kali digunakan selama Perang Chechnya tahun 1994-1996 dan 1999-2000.

Amunisi Krasnopol juga digunakan Rusia di Suriah. Diketahui proyektil bersayap ini dipakai untuk menyerang balik pasukan musuh yang menyerang Pangkalan Udara Rusia di Khmeimim, Suriah pada 2017 silam.

Roket Termobarik TOS-1A (10)

TOS-1A Buratino_
EPA

Salah satu senjata paling mengerikan yang digunakan pasukan Rusia dalam palagan di Ukraina adalah roket termobarik yang diluncurkan dari TOS-1A.

Sistem senjata yang dijuluki Buratino atau Pinokio versi Rusia ini digunakan untuk menghancurkan benteng pertahanan dan kelompok pasukan militer lawan.

TOS-1A merupakan Heavy Flamethrower System, salah salah satu senjata konvensional di dunia yang sangat mematikan. Bersenjatakan roket termobarik berbahan bakar udara.

Ketika ditembakkan, roket menyemburkan cairan yang mudah terbakar di udara. Hasilnya begitu menghancurkan, di sekitar sasaran akan memicu kebakaran hebat dengan suhu sangat tinggi dan menciptakan vakum parsial.

Sebuah salvo penuh TOS-1A dengan 24 roket akan membuat area dengan seluas 200 kali 400 meter atau kurang lebih setara dengan delapan blok kota akan menjadi neraka.

Hal ini menjadikannya senjata yang mengerikan bagi pasukan lawan, sulit menghindar sekalipun yang bersembunyi di dalam bunker, akan hangus terbakar.

TOS-1 sendiri mulai dikembangkan pada 1979 di era Uni Soviet, namun senjata ini menjadi rahasia dalam waktu yang cukup lama.

Versi yang digunakan Rusia sekarang dikenal sebagai TOS-1A, varian up-grade dari TOS-1, mulai beroperasi pada 2001.

Sistem roket multi larasnya (24 tabung) dipasangkan pada sasis tank T-72, memiliki kaliber 220 mm.

Setiap kendaraan mampu menembakkan 6-12 roket per detiknya dengan jangkauan dari 400 m hingga 6 km.

Sang Buratino pertama kali digunakan oleh militer Uni Soviet di Afghanistan. Selanjutnya di terjunkan oleh Rusia dalam konflik Chechnya, lalu perang Saudara Suriah dan terakhir perang Rusia-Ukraina.

-RBS-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *