AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Pasukan Pertahanan Udara Ukraina telah menembak jatuh drone teman sendiri Bayraktar TB2 di atas Kyiv menggunakan rudal pertahanan udara jenis panggul (MANPADS). Drone tersebut ditembak karena dikira sebagai drone Korsar milik Rusia.
Pejabat Pertahanan Ukraina akhirnya mengakui bahwa drone yang ditembak jatuh oleh Unit Pertahanan Udara di dekat Istrana Kepresidenan Ukraina itu memang adalah Baytraktar TB2 milik Ukraina.
Dilihat dari penampakannya, secara kasat mata memang penampilan drone Bayraktar TB2 buatan Turkiye ini hampir serupa dengan drone Korsar buatan Rusia.
Mengenai riwayatnya, Korsar (Corsair) dirancang oleh perusahaan litbang & produksi JSC Luch (bagian dari JSC Vega Radio Engineering Corp).
Kontrak pengembangannya didapat dari Kementerian Pertahanan Rusia pada 2013.
Sebelum dinyatakan lolos mendapatkan sertifikasi untuk masuk jalur produksi pada 2018, Korsar telah mendapat cap “Battle Proven” dengan diuji langsung oleh Militer Rusia di medan perang Suriah.
Keberadaan Korsar diketahui publik pertama kali saat dipertunjukkan dalam Parade Peringatan Hari Kemenangan di Lapangan Merah, Moskow pada 9 Mei 2018.
Kehadiran Korsar dalam parade tersebut, sempat menjadikannya bahan perbincangan di dunia maya. Sebab, terdapat 10 logo bintang merah yang menempel di depan sayap depan drone Korsar.
Terungkap bahwa setiap satu bintang merah mewakili 10 kali penerbangan tempur. Artinya, Korsar telah melaksanakan 100 kali penerbangan tempur selama uji sistem dan kinerjanya di Perang Saudara Suriah.
Mengenai spesifikasinya, Korsar memiliki panjang 4,2 m dan rentang sayap 6,5 m. Badannya dibangun menggunakan komposit ringan yang kuat serta bobotnya hanya 200 kg.
Sebagai motor penggerak, digunakan mesin mesin piston tunggal model pusher yang diapit tail boom yang disatukan dengan sirip ekor berbentuk huruf V terbalik.
Kecepatan maksimum Korsar mencapai 150 km/jam dan ketinggian terbang hingga 6.000 m. Korsar sanggup ‘nongkrong’ di udara selama 10-12 jam.
Dalam perannya, Korsar didaulat untuk menjalankan misi pengintaian, pengawasan, akuisisi target, dan penilaian kerusakan pertempuran serta sebagai wahana perang elektronik.
Sebagai drone serang, Korsar dapat dilengkapi dengan rudal udara darat K121 Vikhr (NATO: AT-16 Scallion), bom pintar, atau roket tanpa kendali.
Korsar dirancang untuk mampu mengeliminasi kendaraan lapis baja ringan, pos tempur, dan kumpulan pasukan infanteri musuh berjarak 200 km dari sang operator drone.
Di luar misi milter, Korsar digunakan untuk pemantau kebakaran hutan, bencana alam, serta wahana Pencarian dan Pertolongan (SAR).
-RBS-