AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Kolombia terpaksa menunda keinginannya untuk memperoleh jet temur Rafale dari Perancis.
Hal ini lantaran penandatanganan kontrak dengan Perancis tidak tercapai hingga batas waktu tanggal 31 Desember 2022 lalu.
Pemerintah Kolombia telah menyediakan anggaran pendamping untuk pembayaran 3-4 Rafale batch pertama buatan Dassault Perancis. Namun karena batas waktu terlewati, hal itu membutuhkan negosiasi baru dengan pihak Perancis.
Kolombia awalnya berencana mengakuisisi 16 jet Rafale dengan taksiran biaya hingga 3,2 miliar USD.
Setelah negosiasi senilai 678 juta USD tidak tercapai, Angkatan Udara Kolombia memutuskan untuk menutup kontrak dan memusatkan perhatian pada armada lama Kfir agar tetap bisa terbang setidaknya hingga akhir 2024.
Menteri Pertahanan Kolombia Iván Velásquez mengakui, kesepakatan dengan Prancis awalnya adalah untuk pembelian 16 pesawat tempur Rafale. Namun, pemerintah Kolombia akhirnya mempertimbangkan kembali posisi tersebut dan menurunkan pesanan menjadi empat yang akan dibayar dengan uang anggaran.
Perubahan itu memaksa perusahaan Perancis untuk mengubah beberapa ketentuan penawarannya, terkait harga dan biaya tambahan, tulis media setempat.
Kegagalan dalam negosiasi dengan Prancis memberi angin baru bagi perusahaan pesaing lainnya, seperti Lockheed Martin (AS) dan SAAB Gripen (Swedia), yang juga masuk dalam daftar finalis dan mungkin membuat proposal tandingan kepada pemerintah Kolombia.
Akan tetapi, hal itu untuk jangka waktu berikutnya. Sebab, saat ini Kolombia lebih berkonsentrasi untuk memperpanjang masa pakai Kfir dengan pabrikan Israel Aircraft Industries (IAI), yang menjamin perawatan untuk hingga 2024.
Kontrak senilai 29 juta USD dengan IAI, telah ditandatangani pada minggu yang sama ketika Kolombia membatalkan rencana untuk membeli Rafale pada akhir tahun lalu.
IAI menyediakan pemeliharaan tipe I dan II yang terjadwal dan tidak terjadwal untuk armada Kfir Angkatan Udara Kolombia.
Pemeliharaan mencakup serangkaian item dan komponen, selain melakukan inspeksi dan overhaul khusus pada mesin General Electric J-79J1EQD.
Kolombia memperoleh jet Kfir pada tahun 1989 sebanyal 24 pesawat tempur. Antara 2009 dan 2017, pesawat mengalami modernisasi yang cukup besar.
-Poetra-