AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – General Atomics Aeronautical Systems (GA-ASI) dari Amerika Serikat telah menguji sistem misi Autonomous Collaborative Platform (ACP) antara pesawat tempur berawak dengan pesawat tak berawak (drone).
Hal ini untuk memvalidasi konsep penginderaan inframerah multi-platform di berbagai pesawat, kata perusahaan.
Dalam pengujian tersebut, GA-ASI mengerahkan drone MQ-20 Avenger, dua F-5 Advanced Tiger, dan Sabreliner (pengganti pesawat tempur).
Semua pesawat melakukan manuver terkoordinasi sambil mengincar target udara dalam spektrum inframerah.
Masing-masing pesawat dilengkapi sensor Tactical Infrared Search and Track (TacIRST) buatan Lockheed Martin.
Selama demonstrasi, MQ-20 dan Sabreliner terhubung secara digital melalui jaringan mesh untuk berbagi data sensor instan.
Sementara komputer misi arsitektur terbuka General Dynamics EMC2 memproses informasi dari TacIRST untuk membantu pesawat dalam pelacakan target udara-ke-udara.
Direktur Senior Program Lanjutan GA-ASI Michael Atwood mengatakan, pengujian ini menunjukkan kolaborasi yang efektif antara empat kontraktor utama pertahanan yang terbang dengan penginderaan canggih, tim berawak dan tidak berawak.
“Ini adalah demonstrasi yang jelas dari rangkaian sistem misi Autonomous Collaborative Platform (ACP) kami yang berkembang pesat dan menggerakkan kami selangkah lebih dekat untuk memberikan kemampuan revolusioner ini kepada prajurit perang,” ujar Atwood.
Sementara itu Manajer Program Senior Lockheed Martinm Matthew Merluzzi, menyatakan dengan memanfaatkan sistem misi terbuka, tim telah mendemonstrasikan bahwa integrasi platform umum dimungkinkan di berbagai pesawat.
Hal ini guna menghadirkan kemampuan canggih untuk prajurit dalam melaksanakan misi lebih cepat dan lebih terjangkau.
-JDN-