Kisah pilot Su-34 yang ditembak jatuh Ukraina, hampir mati di tangan pasukan darat

KISAH PILOT SU-34 DITEMBAK JATUH DI UKRAINA - STORY OF SU-34 PILOT - ZVESDA - AIRSPACE REVIEW (1)

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Perang antara Rusia dan Ukraina yang telah berlangsung selama sembilan bulan sejak 24 Februari dan hingga kini belum berakhir, melahirkan banyak kisah pertempuran yang suatu saat akan dituliskan.

Salah satunya adalah kisah mengenai pilot Su-34 Rusia yang jatuh ditembak rudal Ukraina.

Kedua awak Su-34 ini hampir mati di tangah pasukan darat Ukraina setelah mereka eject dari pesawat dan tulang mereka patah.

Namun nasib berkata lain, keduanya bisa selamat dan mereka bisa kembali lagi ke Rusia serta mendapatkan penghargaan sebagai Pahlawan Rusia.

Dalam program “Time of Heroes” di saluran televisi Bintang Merah, pilot Letnan Senior Pyotr Kashtanov yang terbang dengan navigator/operator senjata Nikolai Koptilov menceritakan kisahnya.

Pada suatu hari di bulan September 2022, keduanya ditugaskan untuk menghancurkan peralatan dan fasilitas militer musuh (Ukraina).

Keduanya terbang dengan pesawat pembom tempur berhidung seperti paruh bebek yang memiliki kursi berdampingan di kokpit itu.

Singkat cerita, misi berhasil dilaksanakan dan mereka secepatnya hendak kembali ke pangkalan pesawat.

Namun tiba-tiba, sebuah rudal terbang ke arah pesawat mereka dan langsung menghantam setengah bidang kanan pesawat di bagian belakang.

Pesawat sontak berputar dan hanya tersisa 3-4 detik untuk mengambil keputusan dalam kondisi darurat tersebut.

Dengan susah payah, Kashtanov berupaya mengendalikan pesawat, namun tidak berhasil.

Karena ketinggian pesawat sangat rendah, kedua awak Su-34 itu pun segera menarik tali kursi lontar dan berhasil menyelamatkan diri keluar dari pesawat.

Akibat pendaratan yang kasar, keduanya mengalami patah tulang.

Kashtanov mengalamai patah pada lengan kanan. Sedangkan Koptilov mengalami patah tulang belakang dan tak sadarkan diri.

Kashtanov segera bergegas mendekati temannya. Setelah berhasil disadarkan, Koptilov malah meminta Kashtanov untuk segera meninggalkannya dan menyelamatkan diri.

“Nikolai, aku hanya akan pergi bersamamu,” kata Kastanov memanggil rekannya.

Kashtanov akhirnya memutuskan untuk menarik Koptilov sejauh 30 meter agar bisa bersembunyi di hutan.

Mereka menyeberangi rawa dan menyuntikkan obat penghilang rasa sakit.

Pada saat bersamaan, sejumlah pasukan darat Ukraina dengan tiga mobil bergegas mendekat lokasi pendaratan eject Kashtanov dan Koptilov. Mereka mulai berpencar mencari kedua pilot Rusia.

Menyadari situasi yang buruk, Kashtanov segera mengeluarkan granat dengan satu tangannya yang masih bisa digerakkan.

Demikian juga dengan Koptilov, mengeluarkan granat dan siap menarik pinnya saat diperlukan.

“Kami siap meledakkan diri agar tidak ditawan,” kata Kashtanov yang menjadi komandan dalam misi itu.

Para prajurit Angkatan Bersenjata Ukraina melintasi mereka dalam jarak yang semakin dekat, hanya 5-7 m saja dari tempat persembunyian Kashtanov dan Koptilov.

Dengan segala keajaiban, pasukan darat Ukraina itu tidak mengetahui ada dua pilot Rusia yang sedang bersembunyi dengan tulang mereka yang patah.

“Saya bahkan masih ingat wajah seseorang dari mereka,” kata Kashtanov saat diwawancarai.

Ketika mereka pergi menjauh, Nikolai berujar, “Mereka sudah tidak ada, Peter. Kita akan hidup lebih lama!”

Tak disangka pula, tiba-tiba sebuah serangan artileri jatuh ke dekat pasukan Ukraina itu. Mereka segera pergi dengan cepat meninggalkan lokasi itu.

Selang lima jam, Kashtanov dan Koptilov berbaring di tempat mereka tanpa berbicara. Keduanya berusaha untuk sembuh dan tidak mau menyerah pada keadaan.

Setelah tenaga kembali terkumpul, mereka kembali melanjutkan perjalanan panjang dan berbahaya.

“Kami berjalan sepanjang malam, 13 jam, melewati ladang dan jalur hutan,” kata Kashtanov.

Akhirnya, tibalah mereka di sebuah desa.

Walaupun begitu, untuk masuk ke desa itu, mereka masih ragu mengenai pasukan yang berada di sana.

Tiba-tiba Koptilov melihat kendaraan tempur bertuliskan huruf “Z” melintas. Hal itu sudah cukup menjadi tanda bahwa desa itu diduduki pasukan Rusia.

Mereka kemudian mendekati sebuah rumah dan mengetuk pintunya.

Seorang kakek membuka pintu itu, lalu menyambut mereka dan memberi minum.

Kakek itu pula yang kemudian memberitahu pasukan Rusian lainnya tentang keberadaan dua pilot Su-34 di rumahnya dalam keadaan membutuhkan pertolongan.

Tidak lama, pasukan Rusia datang ke rumah itu. Kashtanov dan Koptilov dipeluk oleh pasukan Rusia yang datang untuk mengevakuasinya.

“Bersyukurlah, kalian masih hidup!” ujar pasukan Rusia yang datang.

Kashtanov dan Koptilov pun dievakuasi dan dibawa pulang ke Rusia.

Letnan Senior Pyotr Kashtanov selanjutnya dianugerahi gelar Pahlawan Rusia oleh pemerintah Rusia atas jasanya dalam pertempuran tersebut.

-RNS-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *