Gripen NG dimatikan oleh F-35 bukan di udara, tapi di tender kontrak

Gripen NG Kalah oleh F-35 di Tender Kontrak_ Saab_USAF_ Airspace ReviewSaab, USAF

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Jet tempur Gripen NG dari Saab, Swedia acapkali dimatikan oleh F-35 bukan di udara, melainkan di tender kontrak pengadaan pesawat tempur baru di sejumlah negara.

Gripen NG tercatat hanya satu kali menang dalam tender pengadaaan jet tempur di Brasil tahun 2014, mengalahkan para pesaing kuatnya F/A-18 Super Hornet dan Dassault Rafale.

Selebihnya, jet tempur andalan Swedia ini selalu apes ketika dalam persaingannya ada nama F-35 Lightning II dari Lockheed Martin, Amerika Serikat.

Hal ini telah terbukti dalam sejumlah tender di Denmark, Kanada, Finlandia, Swiss, Polandia, Norwegia, Belanda, dan bisa saja menyusul di negara lainnya.

Selama delapan tahun, Saab belum membukukan kontrak baru, termasuk di negara-negara yang selama ini menyewa Gripen dari perusahaan tersebut.

Hal ini pula yang menyebabkan ‘kekecewaan berat’ atas sulitnya menjual Gripen NG yang dirasakan oleh Presiden dan CEO Saab Micael Johansson.

Dia mengatakan, sulitnya penjualan pesawat Gripen lebih dipengaruhi oleh faktor politik, bukan kinerja pesawatnya yang buruk.

Gripen mewakili pesawat tempur yang sangat ringan di kelasnya di mana terdapat F-16 dari AS, Rafale dari Perancis, Tejas dari India, dan JF-17 dari China-Pakistan.

Sejauh ini Gripen C/D telah terjual ke Afrika Selatan dan Thailand. Namun negara-negara penyewa seperti Ceko, Slowakia, dan Hungaria lebih memilih untuk menyewa saja, tidak membeli.

Republik Ceko bahkan telah memutuskan untuk beralih ke F-35 daripada membeli Gripen NG atau memperpanjang kontrak 14 Gripen C/D sejak tahun 2005.

Pemerintah Ceko melalui Kementerian Pertahanan negara itu mengumumkan, akan memulai negosiasi dengan AS mengenai rencana akuisisinya.

Menteri Pertahanan Ceko Jana Cernochová menyatakan, berniat membeli 24 F-35.

Direncanakan, F-35A akan mulai digunakan oleh Angkatan Udara Ceko pada tahun 2027 berbarengan dengan berakhirnya masa sewa armada Gripen dari Swedia.

Belum ada kontrak baru

Sejak kontrak terakhir penjualan 36 Gripen NG (F-39 Gripen) ke Brasil tahun 2014 senilai 5,44 miliar USD, praktis belum ada lagi kontrak baru untuk pembelian Gripen dari negara lain.

Perlu disadari, menghadapi produk Amerika Serikat memang sulit untuk dilawan oleh semua negara saat ini.

Dibutuhkan aliansi atau konsorsium negara-negara di kawasan untuk menggunakan jet tempur, seperti halnya di Eropa dengan Eurofighter Typhoon yang telah terjual lebih 570 unit.

Perancis dapat melenggang sendirian dengan Rafale, karena secara politik Perancis juga punya daya tawar yang tinggi di percaturan internasional serta lobi-lobi politik yang kuat.

Saat ini telah tercatar lebih 240 Rafale diproduksi dan daftar panjang pemesanan termasuk Uni Emirat Arab yang membeli 80 unit pesawat ini.

Rusia, penjualan jet tempur sulit karena negara-negara calon pembeli telah diancam sanksi melalui CAATSA (Countering America’s Adversaries Trought. Sanctions Act) oleh Amerika Serikat.

Negara-negara di Timur Tengah, Asia, dan Afrika menjadi sumber ladang untuk penetrasi penjualan pesawat-pesawat baru. China dan Rusia berlomba merebut hati negara-negara di kawasan tersebut.

Namun hal ini pun membutuhkan kedekatan sejarah, antara negara penjual dan pembeli, dan atau bagaimana meyakinkan pembeli bahwa produk yang dijual bagu, kompetitif, dan aman dari potensi sanksi Amerika Serikat.

-RNS-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *