Pasca serangan drone Ukraina, Rusia konfigurasi ulang sistem pertahanan udara di Krimea

Sistem Pertahanan Udara Rusia di KrimeaIstimewa
ROE

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Serangan udara tak terduga dari Ukraina terhadap delapan pesawat tempur Rusia yang sedang diparkir di Pangkalan Udara Saki di Krimea beberapa waktu lalu, telah menyadarkan Rusia akan bahaya serangan senyap, termasuk serangan drone.

Sistem pertahanan udara Rusia di Krimea pun kini sedang dikonfigurasi ulang untuk dapat menetralisir pesawat tak berawak Ukraina, kata Ketua Dewan Negara, Vladimir Konstantinov, di saluran Solovyov Live pada hari Rabu.

“Ada sistem terorisme drone. Hanya setahun yang lalu tidak terpikir oleh siapa pun bahwa itu akan menjadi yang utama suatu hari nanti. Pertahanan udara dikonfigurasikan untuk melawan senjata berat – pesawat, rudal, dan sebagainya. Sekarang sedang ditata ulang,” kata Konstantinov.

Dia menekankan bahwa sejak 2014, pekerjaan ekstensif telah berlangsung di Krimea untuk menggagalkan upaya Kyiv melakukan serangan teroris.

“Semua orang waspada. Dan tidak ada kepanikan. Kami percaya Armada Laut Hitam. Ada kesulitan tertentu. Metode perang baru mendorong tugas baru,” tambah Konstantinov.

Seperti diketahui, Krimea termasuk Sevastopol diserang beberapa kali dalam beberapa pekan terakhir.

Diberitakan Airspace Review pada 10 Agustus lalu, bahwa delapan jet tempur (5 Su-24 dan 3 Su-30) milik Rusia hancur oleh sebuah ledakan misterius di Pangkalan Udara Saki.

Pesawat-pesawat tersebut hancur dan seperti telah dibidik dengan tepat oleh sebuah sistem yang tidak diketahui.

Walau serangan itu disinyalir seperti sebuah ledakan yang berasal dari darat, lebih banyak orang meyakini bila sumber ledakan berasal dari bom/rudal yang dijatuhkan dari atas.

Foto satelit yang dibuat oleh Planet Labs dan telah tersebar luas di dunia maya menunjukkan keadaan Pangkalan Udara Saki sebelum dan setelah ledakan. Terlihat kerusakan para dan utamanya hanya pesawat-pesawat yang diincar yang hancur.

Kementerian Pertahanan Ukraina sebagai pihak yang diduga bertanggung jawab atas ledakan itu mengatakan tidak mengetahui penyebab ledakan di Saki. Pangkalan udara itu terletak 225 km (140 mil) di belakang garis depan Rusia di Krimea.

Sementara Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, ledakan itu disebabkan oleh amunisi penerbangan, tetapi belum dapat dipastikan bagaimana hal itu bermula.

Video di media sosial yang telah diverifikasi oleh CNN, menunjukkan asap naik dari pangkalan sebelum diguncang oleh tiga ledakan besar beruntuk yang menimbulkan awan jamur hitam ke langit.

Dua dari ledakan itu terjadi hampir bersamaan dan yang ketiga terjadi setelahnya.

Citra satelit menunjukkan sebagai serangan yang disengaja, bukan kecelakaan, karena adanya tiga kawah besar.

Ledakan yang terjadi di Pangkalan Udara Saki di Krimea, telah menyebabkan kerusakan di kota terdekat.

Jendela-jendela di beberapa bangunan pecah dan beberapa gedung tinggi kehilangan aliran listrik. Demikian juga dengan toko-toko dan pusat kegiatan lainnya rusak.

-Poetra-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *