Pegaz, drone intai serang Serbia yang dikembangkan atas bantuan China

Pegaz - serbian droneSerbian MoD
ROE

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Pada tahun 2011, drone intai serang Pegaz 011 (Pegasus 011) buatan Institut Teknik Militer Serbia berhasil menjalani penerbangan perdananya.

Pegaz dirancang sebagai drone taktis jarak menengah untuk beroperasi siang/malam menjalankan misi pengintaian dan pengawasan, juga penyerangan dan akuisisi target.

Airbus_contoh2

Pegaz memiliki berat lepas landas maksimum (MTOW) 240 kg, dengan muatan sekitar 50 kg termasuk peralatan pengintaian/pengawasan dan senjata.

Pegaz tergolong drone berukuran kompak, panjangnya 5,4 m dengan rentang sayap 6,34 m, dan tinggi 1,6 m.

Didukung oleh mesin jenis boxer dua silinder dengan 38 kW (52 hp) dengan kecepatan terbang maksimum 180 km/jam.

Dapat terbang kisaran 10-12 jam atau jangkauan operasi sekitar 250 km dan mengirimkan data dari ketinggian maksimum 3.000 m.

Pengembangan Pegaz oleh Institut Teknik Militer terbilang lambat, hingga tahun 2019 belum masuk jalur produksi.

Untuk mempercepat programnya, pada 2019 Kementerian Pertahanan Serbia mengikat kerja sama dengan produsen drone CASC (China Aerospace Science and Technology Corporation).

Kala itu disepakati pembelian enam drone CH-92A termasuk 18 rudal udara ke permukaan FT-18C beserta opsi 15 drone tambahan. Drone kemudian diterima militer Serbia pada Juli 2020.

Atas kerja sama tersebut, Serbia mendapatkan transfer teknologi dari CASC untuk pengembangan lebih lanjut drone Pegaz.

Pada 18 Mei 2021 bertepatan dengan KTT Penerbangan Eropa Tenggara (SEAS 2021) di Beograd, Asisten Sumber Daya Material di Kementerian Pertahanan Serbia, Nenad Miloradovic mengungkapkan bahwa drone baru Pegaz telah mengudara perdana di China.

”Prototipe Pegaz yang didesain ulang menggunakan semua subsistem dari drone CH-92A, termasuk data link, avionik, dan opto-elektronik,” kata Miloradovic seperti diberitakan Janes.

“Tetapi karena lebih kecil dari drone buatan China, ia hanya dapat membawa dua rudal 10 kg,” tambahnya.

Hal ini menunjukkan bahwa Pegaz akan dipersenjatai dengan rudal yang lebih kecil dari FT-8C (18 kg) kemungkinan seri FT-8D (8 kg).

Sementara itu, industri pertahanan Serbia sendiri sudah mengembangkan senjata baru kelas 10 kg yang diberi nama LRV-10 dengan jangkauan 6 km untuk mendukung Pegaz baru.

Prototipe Pegaz baru dikirimkan kembali ke Serbia pada akhir 2021, lengkap satu sistem yang terdiri dari tiga UAV dan stasiun kontrol darat (GCS).

GCS akan dikembangkan bersama oleh Institut Mihajlo Pupin yang berbasis di Beograd dan Institut Teknis Militer Kementerian Pertahanan Serbia.

Dilaporkan Angkatan Udara dan Pertahanan Udara Republik Serbia (SAF-AD) diharapkan dilengkapi dengan empat sistem dengan total 12 drone Pegaz baru dan empat GCS.

-RBS-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *