AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Kondisi pandemi COVID-19 yang berkepanjangan telah memukul industri penerbangan dan industri dirgantara terkait lainnya di seluruh dunia.
Tercatat penurunan pasar dirgantara global mencapai 40 persen. Imbas ini turut dirasakan pula oleh PT Dirgantara Indonesia (PTDI), Bandung.
Dari rilis resmi yang diterima Airspace Review (31/8), Direktur Utama PTDI Elfien Goentoro mengatakan, tahun 2019 PTDI untung 150 miliar. Terjadinya pandemi menyebabkan loading PTDI hanya 40 persen.
“Akan tetapi, pada tahun ini PTDI terus melanjutkan tiga program strategis nasional yaitu PUNA Elang Hitam, N219 Amfibi (N219A), dan Rudal Nasional,” jelas Elfien.
Elang Hitam
Rachmat K Proyek pertama yaitu Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) Elang Hitam digarap bersama oleh konsorsium nasional di mana PTDI ditunjuk sebagai lead integrator bersama dengan tim BPPT, LAPAN, PT LEN, Balitbang dan Pothan Kemhan RI, Dislitbangau, serta ITB.
Elang Hitam tergolong sebagai drone MALE (Medium Altitude Long Endurance) yang mampu bertahan di udara selama 24 jam.
Tahap awal dikembangkan sebagai drone pengintaian dan pengawasan. Ke depannya akan dikembangkan sebagai drone kombatan yang akan digunakan untuk TNI dan ekspor tentunya.
Penerbangan perdana prototipe Elang Hitam akan dilakukan pada akhir 2021 ini, sedikit mundur dari jadwal semula pada Agustus lalu.
N219A
LAPAN/PTDI Selanjutnya proyek pesawat perintis berkemampuan amfibi N219A yang digarap bersama dengan konsorsium PRN (Prioritas Riset Nasional).
Saat ini tengah dikembangkan sistem kaki pendarat apung (floater) dari N219A untuk dapat mendarat dan tinggal landas dari air.
N219A dapat digunakan menghubungkan wilayah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal) yang tak memiliki prasarana dan sarana yang memadai.
N219A juga dapat digunakan mendukung sektor wisata bahari yang banyak potensinya di Tanah Air.
Ditargetkan versi N219A akan mendapatkan sertifikasinya pada 2024 dan dilanjutkan ke fase produksi.
Rudal Nasional
PTDI Proyek ketiga adalah Rudal Nasional yang dikerjakan konsorsium dengan PTDI sebagai lead integrator bersama PT LEN, PT Pindad, dan PT Mulatama.
Ditargetkan rudal jenis permukaan ke permukaan ini akan mendapatkan sertifikasi pada 2024 mendatang.
Sementara itu, selain ketiga proyek strategis nasional tersebut, PTDI juga tengah menyelesaikan kontrak berjalan dari pelanggan dalam dan luar negeri.
Terdiri dari empat Bell 412EPI di mana lima telah diserahkan ke TNI AD, lalu pesawat NC212i kedua (dari sembilan) akan segera diserahkan kepada TNI AU dalam waktu dekat.
Selanjutnya satu unit CN235 pesanan Kemhan RI lainnya untuk TNI AL yang akan diserahkan kuartal pertama tahun 2022.
Sementara pesanan luar negeri yang tengah diselesaikan PTDI berupa satu NC212i untuk MOAC Thailand.
Jadi, itulah sekilas tiga proyek nasional yang saat ini sedang dikerjakan oleh pabrik pesawat yang dahulu bernama IPTN ini.
RBS