Selamat! Puspenerbal kini resmi memiliki Skuadron Udara 100 dan 700

Kasal meninjau Pesawat Udara Tanpa AwakPuspenerbal

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Bertepatan dengan peringatan HUT Pusat Penerbangan TNI AL (Puspenerbal) ke-65 diresmikan dua skuadron baru, yakni Skuadron Udara 100 Anti Kapal Selam (AKS) dan Skuadron Udara 700 Pesawat Udara Tanpa Awak (PUTA).

Peresmian dilaksanakan oleh Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono di Apron D Shelter Heli Skuadron Udara 400 Puspenerbal, Juanda, Surabaya pada 21 Juni 2021.

Seperti Airspace Review kutip dari siaran pers TNI AL, KSAL mengatakan Puspenerbal dilengkapi dengan pesawat tanpa awak.

“Selain kekuatan pesawat udara fixed wing dan rotary wing, kita perkuat pesawat udara tanpa awak,” ujar Yudo.

Ditambahkan, Penerbangan TNI AL merupakan komponen Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) yang menjadi kepanjangan tangan dari Kapal Perang Republik Indonesia (KRI).

Usai upacara, KSAL didampingi Ketua Umum Jalasenasrti Vero Yudo Margono, para pejabat utama Mabesal, serta para pimpinan kotama TNI AL meninjau alutsista Puspenerbal.

Khusus mengenai alutsista yang memperkuat Skuadron Udara 700, adalah pesawat tanpa awak  yang didapat dapat luar dan buatan dalam negeri.

Pertama adalah drone intai taktis ScanEagle yang merupakan hibah dari AS untuk negara sahabat di kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Hibah ScanEagle kepada beberapa negara merupakan bagian dari program MSI (Maritim Security Initiative).

ScanEaglePuspeneral

ScanEagle memiliki spesifikasi panjang 1,5 m, rentang sayap 3,1 m, dan muatan 3,4 kg. Drone dengan MTOW 22 kg ini digerakkan mesin piston model pusher berdaya 15 hp.

Kecepatan terbang maksimum ScanEagle mencapai148 km/jam dengan batas ketinggian terbang mencapai 5.950 m. ScanEagle sanggup nongkrong di udara dengan lama terbang (endurance) lebih dari 24 jam.

ScanEagle diterbangkan menggunakan sistem rel peluncur.

Karena tak dilengkapi sistem roda dan payung pendarat, ScanEagle didaratkan dengan menggunakan metode kabel penangkap (SkyHook) yang mengait bagian ujung sayap (winglet).

Untuk muatan, ScanEagle dilengkapi kamera infra merah gelombang pendek garapan Goodrich Sensors dan sensor termal DRS E6000 beresolusi tinggi 640×480 piksel.

PUTAPuspenerbal

Jenis PUTA kedua adalah versi amfibi tipe SE 01 dan QM 3388A yang dikembangkan sendiri oleh Tim dari Puspenerbal, Juanda yang pengerjaannya dimulai Oktober 2019.

Bentang sayapnya mencapai 4,5 meter dan tingginya mendekati 1 meter. Mesin pusher-nya ditempatkan di punggung atas dan mengadopsi ekor model T.

Dalam peringatan HUT ke-65 tersebut, PUTA amfibi SE 01 unjuk kebolehan terbang dan bermanuver dihadapan KSAL dan para pejabat tinggi TNI AL.

Rangga Baswara Sawiyya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *