AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Tim demonstrasi udara F-35 Angkatan Udara AS (USAF) menemukan fakta bahwa mesin Pratt & Whitney F135 yang digunakan oleh jet tempur siluman F-35A gampang panas dan menyebabkan terjadi keretakan dini.
Bagi tim demonstrasi F-35 yang berbasis di Hill Air Force Base, masalah ini sangat serius karena jadwal 24 kali pertunjukan pada tahun ini terpaksa harus dipangkas sebanyak delapan kali atau sepertiganya akibat terbatasnya ketersediaan mesin.
Seperti dilaporkan oleh Bloomberg pekan lalu, seorang sumber pejabat pertahanan menyatakan, mesin pesawat F-35 USAF mendekati “batas desain”.
Panas berlebihan yang terjadi pada mesin tersebut menyebabkan keretakan dini.
Akibatnya, mesin harus dilepas dan diperbaiki lebih cepat dari jadwal seharusnya. Hal ini memperburuk sistem pemeliharaan dan pada akhirnya terakumulasi di tingkat depo.
Disebutkan, pejabat program F-35 telah memberi tahu para pemimpin Departemen Pertahanan bahwa skenario terburuk bisa terjadi di mana 20% dari armada F-35 USAF dapat kehabisan mesin pada tahun 2025.
Wing Tempur ke-388 tidak menemukan masalah serius pada mesin
Namun demikian, pernyataan berbeda disampaikan oleh Wing Tempur ke-388 yang juga berada di Hill AFB. Wing yang mengoperasikan 78 F-35 ini merasa tak menemui masalah serius dengan mesin sehingga operasi tempur mereka tidak terganggu.
Dikatakan, sejak paruh kedua 2019, wing tersebut telah berhasil menyelesaikan tiga misi tempur di Timur Tengah.
“Kami di 388th Fighter Wing, seperti komunitas F-35A lainnya, telah mengerjakan beberapa masalah dukungan engine yang menantang,” kata pernyataan itu.
Ditambahkan, 388th FW melakukan pengelolaan mesin secara aman dan konsisten untuk memenuhi persyaratan operasionalnya.
“Kami yakin dengan kemampuan F-35 untuk melakukan misi tempur utamanya,” jelas 388th FW.
Masalah mesin bukan kali ini terjadi
Tim demonstrasi F-35 USAF menggunakan satu pesawat dan diawaki oleh satu pilot. Tim ini melakukan pertunjukan udara F-35A selama 18 menit di udara untuk memperlihatkan performa F-35A termasuk kecepatan, kelincahan, dan kemampuan manuver belok yang tinggi.
Tahun 2020, tim F-35A USAF telah mengurangi jadwal pertunjukannya, namun hal itu terjadi karena pandemi COVID-19.
Fakta lain menyebut, masalah mesin pada F-35A bukanlah kali ini terjadi.
Pada 23 Juni 2014, sekitar satu tahun sebelum jet tempur ini tiba di Hill AFB, sebuah F-35A yang dijadwalkan melakukan misi pelatihan rutin mengalami kerusakan mesin dan kebakaran saat lepas landas.
Beruntung pilot dapat menyelamatkan diri dengan menggunakan kursi lontar.
Pada Agustus 2016, kru pemeliharaan di Hill AFB menemukan “pengelupasan dan disintegrasi” pada isolasi saluran pendingin di dalam salah satu tangki bahan bakar jet.
Investigasi dilakukan segera adanya penemuan itu, dan delapan pesawat lain ditemukan memiliki masalah yang sama.
USAF akhirnya mendaratkan semua F-35A Lightning II operasional yang dibangun dengan saluran pendingin yang sama kala itu.
Dua hal terjadinya masalah pada mesin F135
Sementara itu seperti dilaporkan Defense News (13/2), program pesawat tempur gabungan F-35 bergulat dengan kekurangan mesin jet Pratt & Whitney F135.
Masalah tersebut, ujar pejabat pertahanan, mungkin akan membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk mengatasinya.
Kantor Program Bersama F-35 menyatakan, ada dua hal yang menjadi penyebab terjadinya permasalahan pada mesin F135.
Pertama, Pusat Perawatan Berat F135 di Pangkalan Angkatan Udara Tinker, Oklahoma belum dapat memproses mesin melalui pemeliharaan depo terjadwal secepat yang diproyeksikan.
Kedua, pengelola menemukan “kerusakan dini pada lapisan bilah kipas” pada “sejumlah kecil” modul daya engine. Hal ini menyebabkan lebih banyak pekerjaan perbaikan yang berkontribusi pada mundurnya waktu pemeliharaan.
Pejabat pertahanan mengatakan, F-35 menghadapi masalah serius dengan mesin F135-nya.
Roni Sont