AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Denel SOC Ltd adalah perusahaan pertahanan asal Afrika Selatan yang dimiliki oleh negara (Badan Usaha Milik Negara), bergerak dalam bidang teknologi militer dan kedirgantaraan.
Didirikan pada April 1992, perusahaan ini melanjutkan kegiatan badan penelitian dan produksi Armscor yang sebelumnya telah menjadi pemasok persenjataan untuk militer Afrika Selatan.
Denel bermarkas besar di Centurion, kota Tshwane, Gauteng, Afrika Selatan. Perusahaan milik negara ini setidaknya memperkerjakan sekitar 7.600 karyawan.
Denel memiliki 13 divisi, empat di antaranya yakni Denel Aeronautics dengan produknya yang telah dibeli AU Afrika Selatan jet tempur Cheetah dan heli serang Rooivalk.

Kemudian Denel Dynamics yang menghasilkan beragam rudal seperti A-Darter jenis udara ke udara, Umkhonto jenis permukaan ke udara, rudal antitank Mokopo dan Ingwe, dan misil jelajah Raptor II. Juga menyediakan drone intai Seeker-400, Hungwe, dan drone target Skua.
Ada lagi Denel Land Systems yang memproduksi ranpur Rooikat-76, kubah senjata LMT-105 dan LCT-20, sistem artileri swa gerak (SPH) G5 dan G6 kaliber 155 mm. Lalu senapan sniper berat NTW-20 dan pelontar granat otomatis GLl-40.
Keempat adalah Denel Mechem (OMC) dengan jejeran ranpur MRAP-nya yang terkenal tangguh seperti RG-31, RG-32, RG-33, RG-35, Casspir dan AfircaTruck.

Produk Denel dapat dikatakan telah mendunia. Tak ketinggalan militer Indonesia turut mengadopsinya seperti Casspir MRAP oleh Kopassus TNI AD dan senapan runduk anti- material NTW-20 oleh Korps Marinir TNI AL.
Baca Juga: Mengenal Ranpur MRAP Generasi Pertama Milik TNI AD
Denel juga pernah menawarkan produknya berupa turet ringan LCT-20 dengan kanon kaliber 20 mm untuk digunakan pada panser kanon 6X6 buatan PT Pindad.
Rangga Baswara Sawiyya