Operasi Pam Hanud Ibukota, sepanjang tahun menjaga jantung negara

Hawk 100-200 Skadron Udara 1Penlanud Supadio
ROE

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Keberadaan ibu kota negara sangat vital dan perlu dilindungi. Dari udara, jantung negara ini dilindungi dengan penggelaran Operasi Pengamanan Pertahanan Udara Ibu Kota yang di lingkungan TNI biasa disebut Operasi Pam Hanud Ibukota.

Operasi Pam Hanud Ibukota digelar sepanjang tahun oleh Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohandunas). Kegiatan dilaksanakan pada siang dan malam hari dengan menggelar kekuatan khususnya radar dan sistem pertahanan udara berbasis rudal darat ke udara.

Pesawat tempur yang pembinaan kekuatannya dilaksanakan oleh TNI Angkatan Udara disiapkan untuk menggelar intersepsi atas permintaan dari Kohanudnas kepada Komando Operasi TNI Angkatan Udara.

Pengerahan pesawat tempur penyergap ini selanjutnya dipimpin oleh Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Pangkosekhanudnas). Untuk penjagaan wilayah ibu kota Jakarta, proses penindakan dipimpin oleh Panglima Kosekhanudnas I Jakarta.

Pada saat satuan-satuan radar menangkap sasaran di udara yang mencurigakan dan berbotensi membahayakan kemanan ibu kota, maka segera dilakukan kegiatan pencegatan menggunakan pesawat tempur yang tersedia. Misalnya F-16, Su-27/30 maupun Hawk 100/200.

Untuk menjaga kesiapsiagaan pesawat tempur tersebut, secara berkala Kohanudnas menggelar Latihan Pertahanan Pangamanan Udara (Latpamhanud).

Kosekhanudnas I juga secara rutin menggelar Latihan Cakra “A”. Huruf “A” menandakan latihan dilaksanakan oleh Kosekhanudnas I. Sedangkan Cakra “B” oleh Kosekhanudnas II, Cakra “C” oleh Kosekhanudnas III, dan Cakra “D” oleh Kosekhanudnas IV.

Latihan Cakra bertujuan menguji kemampuan personel GCI (Ground Control Interception) di Satuan Radar jajaran Kosekhanudnas dalam pengendalian penyergapan pesawat musuh oleh pesawat Tempur Sergap dalam pengamanan wilayah udara oleh Unsur Hanud serta penguasaan protap Operasi Hanud.

Baca Juga: Pelanggaran Wilayah Udara Meningkat, Jet Tempur Sukhoi Bergerak dari Timur ke Barat Indonesia

Diharapkan pula melalui latihan ini teruji kesiapsiagaaan para penerbang Tempur Sergap dalam menghadapi kondisi kontijensi.

Hot Pit Refueling Lat Cakra A

Pesawat F-16 melaksanakan Hot Pit Refueling saat melaksankaan Latihan Cakra “A” TA 2020 di Lanud Halim.

Seperti pada Agustus 2020 lalu, Kosekhanudnas I melaksanakan Latihan Cakra “A” TA 2020. Dalam latihan tersebut dilibatkan kekuatan dari Unsur Satuan Radar, GCI, Tempur Sergap, Unsur Transpor, Detasemen Pertahanan Udara (Denhanud) 471 Paskhas, Heli SAR, MCC (Military Civil Coordination), dan Koopsau I beserta jajaran.

Dalam kesiapsiagaan tersebut para penerbang tempur dan ground crew dilatih untuk memiliki kemampuan scramble, kemampuan komunikasi antar Unsur Hanud, dan kemampuan menerjemahkan perintah pimpinan melalui jalur Komando Pengendalian (Kodal) yang telah ditentukan sehingga kegiatan Operasi Pertahanan Udara dapat berjalan sesuai Protap Operasi Hanud.

Baca Juga: Faktor-faktor Ini Sebabkan Masih Tingginya Angka Black Flight di Indonesia

Pada Latihan Cakra “A” TA 2020, diasumsikan telah terjadi pelanggaran udara di Wilayah Udara Nasional Kosekhanudnas I oleh pesawat CN 295 (sebagai Bulsi/penimbul situasi). Pangkosekhanudnas I selanjutnya melaksanakan prosedur penindakan terhadap pesawat udara asing yang melanggar kedaulatan wilayah udara dengan menggunakan pesawat Tempur Sergap F-16 Fighting Falcon dari Skadron Udara 3 Iswahjudi, Magetan.

Dalam latihan ini diuji bagaimana Unsur-unsur kekuatan di Jajaran Kosekhanudnas I melaksanakan prosedur mulai dari kegiatan identifikasi secara elektronis oleh unsur radar, pelaporan melalui jalur komunikasi Kodal atas, Kodal samping, mapun Kodal bawah.

Cakra A Kosekhanudnas I 2020Pen Kohanudnas

Pangkosekhanudnas I Marsma TNI Meka Yudanto selaku Dirlat Cakra “A” TA 2020 memimpin jalannya Latihan Pertahanan Udara.

Setelah itu dilaksanakan identifikasi melalui pengecekan identitas pesawat asing melalui FCIS (Flight Clearance Information System) oleh Perwira Identifikasi yang berkoordinasi dengan jajaran intelijen Kosekhanudnas I.

Terakhir, adalah pengecekan identifikasi pesawat secara visual oleh penerbang Tempur Sergap yang melaksanakan tahapan penindakan.

Proses penindakan dilaksanakan melalui peringatan, pengusiran, force down, bahkan bisa sampai ke tahap penghancuran apabila dirasa perlu dilaskanakan.

Roni Sontani

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *