AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Melengkapi tulisan terdahulu yang memberitakan pembom supersonik B-1B Lancer membawa rudal jelajah siluman AGM-158 JASSM (Joint Air-to-Surface Standoff Missile) di tiang gantungan eksternal (pylon), berita baru muncul bahwa si Bone (B-One) telah meluncurkan rudal tersebut di Holloman AFB, New Mexico pada 4 Desember 2020.
Merupakan suatu kemajuan tersendiri karena Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) rupanya serius meningkatkan kemampuan pembom “tulang” ini agar makin garang dalam melaksanakan misinya.
B-1B telah dimodifikasi sehingga pesawat ini dilengkapi dengan enam tiang gantungan yang artinya dapat membawa enam hingga 12 rudal jelajah JASSM melengkapi 24 rudal yang sama yang disimpan di rak internalnya.
Peluncuran satu unit rudal JASSM di Holloman AFB dilakukan dari pylon di bawah badan pesawat yang biasanya digunakan untuk membawa Sniper pod.
Dengan kesuksesannya meluncurkan JASSM dari tiang gantungan eksternal, proyek berikutnya sudah dapat ditebak bahwa rudal hipersonik yang kini menjadi tren baru, juga kemungkinan besar akan dibawanya.
Komandan Komando Serangan Global USAF Jenderal Tim Ray seperti Airspace Review kutip dari Defense News mengatakan, mempersenjatai B-1 yang tersisa dalam jumlah terbatas dengan senjata eksternal yang lebih banyak, membuat pembom bermesin empat ini lebih berbahaya untuk ditempatkan di mana pun.
Uji peluncuran rudal jelajah JASSM buatan Lockheed Martin dilakukan menggunakan satu B-1B dari Skadron Uji Penerbangan ke-419 yang ditugaskan ke Wing Uji ke-412 di Edwards AFB, California.
Pindahkan tiang gantungan internal ke eksternal di bagian depan
Untuk melakukan uji peluncuran JASSM secara eksternal, tim USAF telah memindahkan salah satu stasiun senjata internal B-1B ke gantungan senjata di sisi kanan depan pesawat.
Tim kemudian memodifikasi tiang itu agar dapat mengakomir konektor yang berbeda.
Tahun lalu, USAF juga telah melakukan modifikasi pada rak bom internal agar dapat membawa senjata yang lebih berat.
Selesai melakukan peluncuran rudal JASSM, tim USAF selanjutnya melakukan analisis data-data yang telah dikumpulkan.
Untuk mengumpulkan citra peluncuran rudal tersebut, Angkatan Udara melengkapi B-1B dengan kamera berkecepatan tinggi yang dapat menangkap hingga 500 frame per detik.
Dengan kemampuan barunya ini, dapat diprediksi B-1B akan memberikan dampak yang lebih menakutkan bagi musuh.
17 unit Bone akan pensiun tahun depan
Namun demikian, seperti disinggung di muka, jumlah B-1B memang akan menyusut seiring rencana pengalihan anggaran pemeliharaan pembom bersayap ayun buatan Rockwell ini ke pesawat lainnya.
Di tahun depan saja, sedikitnya 17 unit B-1B akan dipensiunkan. Sebab, pesawat tersebut telah mengalami kelelahan setelah bertahun-tahun menjalankan misi di Timur Tengah.
Paling tidak, sebanyak 36 pembom B-1B masih akan tetap dipertahankan. Dan, empat dari rencana 17 unit yang dipensiunkan itu, akan disimpan sebagai cadangan bila sewaktu-waktu pembom ini akan dihidupkan lagi.
Di tengah upaya menambah kemampuan si Bone membawa persenjataan eksternal, sekawanan pembom B-1B yang lain saat ini sedang menjalankan tugas pengamanan dan latihan dengan negara-negara mitra di kawasan Indo-Pasifik. Mereka ditempatkan di Pangkalan Angkatan Udara Andersen di Guam.
Pembom B-1 terbang perdana pada 23 Desember 1974 dan mulai digunakan sejak 1986. Varian B-1A dibuat sebanyak empat unit sebagai prototipe, sementara B-1B merupakan seri produksi dengan jumlah 100 unit berhasil dibuat.
Roni Sontani