AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Walau sama-sama masih dalam wacana, program pengadaan jet tempur Turki dan Yunani tampaknya akan dipercepat. Hal ini terkait hubungan kedua negera yang semakin memanas akibat sengketa sumber minyak dan gas di perairan Mediterania Timur.
Surat kabar Yunani Parapolitika, belum lama memberitakan bahwa Yunani tengah melakukan negosiasi lanjutan untuk mengakuisisi 18 jet tempur Dassault Rafale dari Perancis.
Penawaran menggiurkan disodorkan Paris kepada Athena di mana Yunani cukup membayar 10 unit Rafale saja. Sedangkan delapan unit lainnya akan diberikan secara gratis.
Dilaporkan, 10 Rafale yang disodorkan Perancis untuk dibeli Yunani adalah varian F3-R yang merupakan generasi terbaru. Sedangkan delapan lainnya merupakan versi lama bekas pakai Perancis.
Pesawat-pesawat tersebut dapat diambil langsung dari skadron tempur milik Angkatan Udara Perancis.
Tidak disebutkan, apakah itu varian F1 atau F2. Meski produk lama, varian ini dapat melaksanakan misi intersepsi dengan dipersenjatai rudal MICA EM/IR.
Rafale F1 merupakan seri/varian standar pertama bagi Aéronautique Navale (varian Rafale M untuk Angkatan Laut). Rafale ini dilengkapi dengan kemampuan pertempuran udara ke udara, namun kurang dalam hal kemampuan udara ke darat.
Perbaikan varian F1 kemudian dilaksanakan sehingga menghasilkan varian F2 dengan kemampuan pengintaian serta pertempuran udara ke darat.
Sementara seri F3 dan F3-R, sudah dilengkapi kemampuan membawa persenjataan nuklir dan beragam persenjataan presisi mutakhir lainnya, termasuk rudal udara ke udara jarak jauh MBDA Meteor.
Rudal jenis beyond visual range (BVR) tersebut memiliki jangkauan tembak 100 km dan kecepatan mengejar target hingga 4 Mach. Varian ini juga sudah dilengkapi dengan radar AESA.
Perancis sendiri saat ini tengah mengembangkan Rafale F4 yang akan divalidasi tahun 2024 dan direncanakan masuk dinas operasi tahun 2027.
Mengutip pemberitaan Parapolitika, Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis dan Presiden Prancis Emanuel Macron disebut telah menyetujui pembelian tersebut.

Macron mengatakan, masuknya Rafale ke jajaran kekuatan Angkatan Udara Yunani akan secara signifikan mengubah peta kekuatan udara dan mendukung kepentingan Yunani di atas Laut Aegea.
Yunani bukan pertama kali menggunakan produk Perancis. Saat ini 24 Mirage 2000-5Mk II masih digunakan oleh negeri para dewa ini.
Andai saja Yunani jadi membeli 18 Rafale dan Turki jadi membeli 40 Su-35, maka kita akan melihat kedua pesawat saling melakukan pencegatan di wilayah kedaulatan udara masing-masing negara.
Roni Sontani