Australia kaji T-7A Red Hawk sebagai calon pengganti Hawk 127

T-7A Red HawkBoeing-Saab

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Pemerintah Australia telah mengirim surat permintaan infromasi (RFI) kepada Boeing perihal jet latih ringan T-7A Red Hawk. T-7A yang dikembangkan oleh Boeing bersama Saab dari Swedia telah resmi dipilih oleh Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) sebagai jet latih baru pengganti T-38 Talon.

Sebanyak 351 T-7A Red Hawk berikut perlengkapan pendukung dan simulatornya telah dipesan oleh Departemen Pertahanan AS untuk USAF dengan nilai taksiran mencapai 9,2 miliar dolar AS.

Boeing mengatakan, T-7A sangat cocok digunakan sebagai jet latih lanjut pesawat tempur cepat seperti F/A-18E/F Super Hornet dan EA-18 Growler yang dimiliki Angkatan Udara Australia (RAAF). Bahkan, kedua pesawat ini sama-sama dibuat oleh Boeing.

Australia, kata Boeing, akan mendapatkan keuntungan bila memilih T-7A Red Hawk. Pesawat ini juga dapat digunakan untuk melatih para pilot yang nantinya akan mengawaki jet tempur generasi kelima F-35 Lightning II.

Sementara itu dalam kompetisi program AIR 6002 Phase 1 future Lead-In Fighter Training Systems (LIFTS) yang digelar pemerintah Australia sejak Juni 2020, sejumlah pabrikan telah menyertakan proposalnya, yaitu BAE Systems, Boeing, dan Leonardo.

Adapun Korea Aerospace Industries (KAI) masih mempertimbangkan untuk ikut dalam kompetisi ini.

Australia berencana mengganti 33 armada BAE Systems Hawk Mk 127 dengan pesawat baru. Seluruh pesawat yang ikut dalam kompetisi akan dikaji termasuk T-7A Red Hawk.

Diharapkan, seluruh pesawat pengganti Hawk 127 sudah dapat diterima oleh RAAF pada tahun 2033, atau 10 tahun sejak USAF menerima pesawat pertama T-7A pada 2023.

T-7A
Boeing-Saab

Serbia juga tertarik

Seperti ditulis oleh The War Zone, selain Australia, Serbia juga menyatakan ketertarikannya terhadap T-7A Red Hawk. Pesawat ini dipertimbangkan sebagai calon pengganti jet latih G-4 Super Galeb dan jet serang darat J-22 Orao buatan pabrik SOKO, Yugoslavia semasa Perang Dingin.

Menurut Janes, Serbia tertarik untuk mengakuisisi 20 T-7A. Hal ini mengutip pernyataan Menteri Pertahanan Serbia Nenad Miloradovic.

Miloradovic menekankan, T-7A memiliki performa yang sangat baik di samping harganya yang bersahabat.

Red Hawk, lanjutnya, berkecepatan supersonik dan dilengkapi dengan avionik modern. Pesawat ini juga dapat membawa persenjataan baik untuk pertempuran udara maupun serangan terhadap sasaran darat.

Roni Sontani

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *