AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Kongres Amerika Serikat telah meminta Angkatan Laut AS (AL AS/USN) untuk menyusun rencana pembuatan jet tempur generasi keenam yang berbasis di kapal induk.
Pesawat tersebut nantinya agar dapat digunakan sebagai pencegat jarak jauh untuk mengalahkan armada tempur Angkatan Laut China.
Hal ini telah diamanatkan oleh Kongres AS dalam Undang-undang Otorisasi Pertahanan Nasional (NDAA) 2021 dan telah diberikan kepada kepada Pentagon.
Dalam undang-undang itu tertulis bahwa Komite Layanan Bersenjata Senat (SASC) telah meminta Angkatan Laut untuk membuat rencana restrukturisasi Penerbangan Angkatan Laut yang mampu mengambil alih kekuatan udara Tiongkok.
Seperti Airspace Review kutip dari Sputnik, dokumen yang dirilis SASC pada 10 Juni itu mengharuskan USN membuat strategi akuisisi struktur kekuatan pesawat tempur dan komposisi wing udara kapal induk serta skadron-skadron tempur yang siap menghadapi potensi-potensi konflik mengacu kepada Strategi Pertahanan Nasional.
Pada 2018, Strategi Pertahanan Nasional menguraikan bagaimana strategi AS harus bergeser ke arah persiapan perang besar melawan China atau Rusia.
Akan tetapi, menurut Defense News, permintaan Kongres ini justru datang setelah terjadi pemangkasan anggaran untuk program Next-Generation Air Dominance (NGAD) bagi USN pada awal tahun ini.
Pemangkasan anggaran pun cukup banyak, yaitu sebesar dua per tiga dari 20,7 juta dolar AS menjadi 7,1 juta dolar AS. Dipastikan, anggaran ini hanya cukup untuk membuat perencanaan saja.
Oleh karena itu, kemungkinan besar USN akan mengurangi pemesanan 36 unit F/A-18E/F Super Hornet agar dapat menambal kebutuhan anggaran untuk NGAD. Pemangkasan pesanan 36 Super Hornet akan menyediakan anggaran sebesar 4,5 miliar dolar AS yang bisa dialihkan ke program NGAD.
USN kini melanjutkan penggodokan rancangan F/A-XX atau NGAD System sebagai calon penempur generasi keenam seperti diminta oleh Kongres.
Rancangan ini pernah digagas oleh USN tahun 2012 dan bahkan diberitakan telah terendus oleh publik sejak tahun 2009.
Roni Sontani