AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Penerjunan pasukan Rusia di wilayah bersuhu ekstrem dingin yaitu di wilayah Arktika (Kutub Utara) pada 26 April 2020, kian menguatkan pembuktian bahwa Rusia mampu mengerahkan kekuatan militernya di wilayah ekstrem tersebut jika diperlukan.
Tak hanya pasukannya yang bisa dikerahkan di wilayah Kutub Utara. Kekuatan matra udara Rusia pun sudah dipersiapkan untuk itu. Salah satunya adalah jet tempur sergap jarak jauh MiG-31 (NATO: Foxhound).
Meski rata-rata jet tempur modern diklaim mampu beroperasi di wilayah bersuhu sangat dingin, tapi secara operasional faktual nanti dulu. Pemasangan dan pemakaian parasut bantuan pengereman (brake chute) tak serta merta membuat jet tempur aman beroperasi di wilayah Arktika.
MiG-31 Foxhound tak hanya memiliki brake chute. Jet tempur sergap yang mampu terbang dengan kecepatan maksimum Mach 2,83 ini memiliki perangkat roda pendarat utama (main undercarriage) yang didesain khusus agar pesawat aman beroperasi dari landasan yang amat licin tertutup es sekalipun.
Selain itu MiG-31 memiliki jangkauan terbang sejauh sekitar 3.000 km dengan membawa rudal udara ke udara pada rentang kecepatan jelajah.
Jika diajak “adu lari” pada kecepatan Mach 2,3 sekalipun, jet tempur berawak dua itu masih mampu menjangkau jarak lebih dari 1.400 km.
Selain rudal udara ke udara jarak jauh, MiG-31 pun kian bertaring dengan kemampuannya membawa rudal hipersonik jarak jauh Kh-47 Kinzhal.
Dengan jangkauan terbang jauh serta kemampuan beroperasi dari landasan garis depan yang licin dan dingin, MiG-31 siap memberikan dukungan udara bagi pasukan Rusia yang sudah siap tempur di kawasan Kutub Utara.
Sebagaimana diketahui, Kutub Utara merupakan suatau kawasan kaya minyak yang diperkirakan akan jadi arena pertarungan geopolitik memperebutkan sumber daya alam di masa depan.
Antonius KK
editor: ron