AIRSPACE REVIEW (angkasareview.com) – Angkatan Darat Amerika Serikat (AD AS – US Army) telah mendiskualifikasi kendaraan tempur infanteri Lynx KF41 buatan Raytheon Rheinmetall dari kompetisi Optionally Manned Fighting Vehicle (OMFV) yang digelar guna mencari pengganti Bradley IFV.
Keputusan ini diambil AD AS karena hingga batas waktu 1 Oktober lalu, Raytheon Rheinmetall tak kunjung menyerahkan satu kendaraan demonstrator/prototipe untuk dievaluasi.
AD AS sebelumnya meminta kepada seluruh calon peserta yang ingin ikut kompetisi OMFV, agar memasukkan penawaran (proposal) dan satu kendaraan demonstrator/prototipe ke Aberdeen Proving Ground, di Maryland, Amerika Serikat sebelum batas terakhir yang telah ditetapkan.
Tahap berikutnya, AD AS akan memilih dua perusahaan untuk menyertakan 14 prototipe kendaraan guna menjalani evaluasi nantinya. Setelah itu akan dipilih satu pemenang. Nantinya, kendaraan pemenang akan ditetapkan sebagai pengganti Bradley IFV dan mulai berdinas tahun 2026.
Kepada Defense News yang melakukan konfirmasi, US Army tidak memberikan komentar apapun terkait didiskualifikasinya Lynx KF41 (Lynx 41) dalam kompetisi tersebut.
AD AS hanya mengaskan ulang bahwa tenggat waktu penawaran dan pengiriman prototipe OMFV telah ditutup pada 1 Oktober lalu.
“Kami saat ini sudah masuk pada proses evaluasi seleksi sumber,” jelas US Army.
Dengan dicoretnya Lynx 41 dari daftar calon peserta kompetisi OMFV, maka kini hanya tersisa satu perusahaan saja yaitu General Dynamics Land Systems dengan kendaraan demonstratornya Griffin III.
Sumber yang diwawancarai Defense News menyatakan, tidak ada perusahaan lain yang mengikuti kompetisi OMFV.
Hanwha dari Korea Selatan sebelumnya disebut-sebut tertarik untuk ikut dalam kompetisi. Namun perusahaan itu pun, jelas sumber tadi, memilih untuk tidak berpartisipasi.
Sementara itu, sumber-sumber lain menyebut, sejumlah perusahaan yang sebelumnya berniat mengikuti kompetisi OMFV telah meminta perpanjangan waktu untuk mengajukan proposal penawaran. Namun hal itu tidak dikabulkan oleh AD AS.
Rheinmetall, misalnya, kekurangan waktu untuk mengirimkan Lynx KF41 ke Amerika Serikat karena harus menapatkan perizinan terlebih dahulu dari pemerintah setempat guna pengangkutan kendaraan. Baik melalui darat maupun via udara. Diketahui, satu-satunya prototipe ranpur ini masih berada di pabriknya di Jerman.
Perusahaan itu meminta tambahan waktu empat minggu kepada AD AS untuk pengiriman kendaraan ke Aberdeen dan proses serah terima kendaraan kepada AD AS sekiranya dapat dilakukan di Jerman. Namun kedua opsi itu ditolak.
Kegagalan mengikuti kontes OMFV merupakan pukulan tersendiri bagi Raytheon Rheinmetall . Pasalnya, sebelum ini mereka sangat gencar memamerkan Lynx KF41 IFV dalam pameran-pameran internasional maupun konferensi besar.
Roni Sontani