ANGKASAREVIEW.COM – Upaya negara India mengembangkan alutsisita udaranya secara mandiri patut di acungi jempol. Sebut saja jet tempur ringan Tejas dan heli tempur LCH garapan HAL, meskipun tertatih-tatih namun keduanya dapat diselesaikan dengan tuntas.
Sobat AR, dalam pertunjukan Aero India di Bengaluru pada 20-24 Februari lalu, ‘negeri anak benua’ kembali menggulirkan program baru untuk matra udara berupa jet tempur generasi 4.5 Tejas Mk.2 dan jet tempur generasi lima AMCA.
Tak hanya itu, proyek pesawat serang tanpa awak (UCAV) yang dinamai Ghatak (Lethal) turut dilansir selama pameran. Proyek Ghatak dikerjakan bersama oleh lembaga ADA (Aeoronautical Development Agency) dan DRDO (Defence Research & Development Organitation).
Proyek Ghatak sendiri telah dimulai sejak tahun 2010 yang sebelumnya dikenal dengan nama proyek AURA (Autonomous Unmanned Research Aircraft). Rancang bangunnya dikerjakan oleh DRDO yang juga dikenal sebagai pembuat drone intai Rustom-1 dan Rustom-2.
Melansir livefistdefence.com, progres desain Ghatak telah memasuki fase uji terowongan angin dalam bentuk model skala. Tahun ini akan mulai di buat mock-up ukuran penuh sebelum lanjut ke pembuatan purwarupanya.
Boleh dibilang, India tak ingin terlalu bergantung dalam pengembangan robot terbang masa depan yang saat ini masih didominasi negara maju seperti AS, Rusia, Cina, Inggris dan Perancis.
Negara-negara pembuat UCAV tersebut sangat pelit berbagi teknologi. Mau tak mau India harus memenuhinya sendiri baik sistem maupun komponen pembuatan Ghatak. Teknologinya akan banyak mengadopsi dari jet tempur generasi lima AMCA.
Pengembangan Ghatak diperkirakan masih membutuhkan waktu panjang sekitar satu dasa warsa ke depan. Namun pengalaman pembuatan jet tempur Tejas dan drone Rustom-2 berhasil meyakinkan India untuk dapat menghasilkan UCAV-nya secara mandiri.
Sobat AR, mengenai informasi teknis Ghatak memang masih sangat minim. Disebutkan, pesawat akan ditenagai mesin jet buatan dalam negeri yakni Kaveri. Dapur pacu pesawat Tejas tersebut akan dimodifikasi menjadi versi non afterburner.
Sebagai drone serang, perut Ghatak dapat dimuati dua bom pintar berukuran besar atau empat bom berdimensi lebih kecil. Persenjataan lain yang mungkin dapat dibawa yakni misil udara ke permukaan yang belum ditentukan jenisnya.
Rangga Baswara Sawiyya
editor: raider