Mesir Tampilkan Ranpur MRAP ST-100 & ST-500 di Pameran Senjata EDEX 2108

RanpurST-100/Army Recognition

ANGKASAREVIEW.COM – Dalam upaya mengurangi ketergantungan akan alutsista asing, Mesir mulai membuat alutsista lokal untuk memenuhi kebutuhan militernya baik secara mandiri maupun bekerja sama dengan negara lain. Salah satu produk yang dikembangkan adalah kendaraan tempur antiranjau atau yang lebih populer disebut MRAP (Mine Resistant Ambush Protected).

Memang ada alasan kuat militer Mesir membutuhkan ranpur jenis MRAP. Saat ini kelompok pemberontak yang didukung gerakan ISIS mulai bercokol di wilayah Semenanjung Sinai, Mesir. Sudah tak asing juga bila gerilyawan kerap melakukan penyergapan dengan memasang ranjau darat dan bahan peledak improvisasi (IED) untuk menghentikan kendaraan patroli militer.

Untuk memenuhi kebutuhan ranpur MRAP tersebut, pada 2015 lalu Kementerian Produksi Militer Mesir menjalin kerja sama dengan IMUT (International Marathon United Technology) sebuah perusahaan asal Afrika Selatan yang mengkhususkan diri dalam desain dan integrasi sistem kendaraan militer. Dua ranpur beda kelas sekaligus digarap, yakni ST-100 dan ST-500.

Sobat AR, kedua jenis ranpur MRAP tersebut tampil perdana di hadapan publik dalam ajang EDEX (Egypt Defense Expo) 2018, yakni pameran pertahanan internasional yang baru pertama kali diadakan di ibukota Kairo, Mesir pada 3-5 Desember lalu.

Ranpur pertama ST-100 memiliki dimensi panjang 6,45 m, lebar 2,63 m, dan tinggi 3,80 m. Beratnya mencapai 14,5 ton dan dapat membawa muatan hingga 3,5 ton. ST-100 dapat menampung 10 pasukan termasuk pengemudi dan komandan yang duduk terpisah di bagian kabin depan.

Sebagai ranpur MRAP, ST-100 memiliki tingkat perlindungan antiranjau hingga setara ledakan 10 kg TNT. Sedang untuk proteksi balistik, ST-100 tahan terhadap peluru senapan serbu kaliber 5,56 dan 7,62 mm. Dengan armor tambahan (add on) ST-100 mampu meladeni terjangan pelor kaliber 12,7 dan 14,5 mm.

Sebagai tenaga penggerak ST-100 dilengkapi mesin diesel Cummins ILS kapasitas 8.900 cc yang menghasilkan daya 400 hp. Disandingkan dengan trasmisi otomatis 6 percepatan buatan ZF, kecepatan tertinggi yang dapat dicapai 115 km/jam serta jangkauan operasi hingga 700 km.

Sebagai alat bela diri dan bertempur, ST-100 dapat dilengkapi dengan kubah senjata berawak atau versi kendali senjata jarak jauh (RCWS). Dengan pilihan persenjataan berupa senapan mesin kaliber 7,62 mm, 12,7 mm, atau peluncur granat otomatis 40 mm.

ST-500/Army Recognition

Ranpur kedua adalah ST-500 yang berukuran lebih kecil. Memiliki dimensi panjang 5,65 meter, lebar 2,40 meter, dan tinggi 3,15 meter. Beratnya mencapai 8 ton dan dapat membawa muatan hingga 2,5 ton. Versi patroli ST-500 diawaki lima orang, sedang versi serbu bisa menampung hingga delapan prajurit.

Sebagai tenaga penggerak, ST-500 menggunakan mesin diesel Cummins QSB kapasitas 6.700 cc yang menghasilkan daya 275 hp. Mesin ini disandingkan dengan transmisi otomatis 3000SP buatan Allison. Di jalan datar ST-500 dapat dikebut hingga 135 km/jam.

Seperti halnya ST-100, ranpur ST-500 juga tersedia dalam banyak varian seperti komando & kontrol, APC, patroli, ambulans, pengusung mortir 81 mm, serta versi pemburu tank yang dilengkapi enam rudal ATGM. Sebagai persenjataan bela diri dan untuk bertempur tersedia pilihan senapan mesin kaliber 7,62 atau 12,7 mm.

Sobat AR, dikutip dari situs pertahanan Jane’s, militer Mesir telah menunjukkan ketertarikan serius terhadap kendaraan tempur antiranjau ST-100 MRAP. Disebutkan, kendaraan ini telah diuji dan militer Mesir meminta modifikasi khusus sebelum kontrak pembelian ranpur ditandatangani dalam waktu dekat ini.

Rangga Baswara Sawiyya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *